Sabtu, 30 Juni 2012

FF | My Inspiration Part 10 "Always Love You" | Romance, Friendship | Henry Lau, Kim Kibum, Park LeeBeom (OC) | PG 13


Autor : Ulie Aya’aya Wae

Title : My Inspiration “Always Love You”

Genre : Romance, Friendship

Rate : PG 13

Lenght : Chapter


Cast :

Henry Lau (SUJU M)

Kim Kibum (Super junior)

Park Lee Beom (OC)

Zhoumi (SUJU M)

Kris EXO M

Siwon SUJU

Lee Hyosun (OC)



@Bandara Incheon

Suasana ramai tidak sedikitpun mengganggu, lebih tepatnya membuyarkan lamunan sang idol. Lalu lalang orang-orang dan suara beberapa gadis yang meneriakkan namanya tidak diperdulikannya. Hanya pada awalnya saja ia koperatif, menyunggingkan sedikit senyuman pada beberapa orang di sekitarnya. Setelah mengadakan wawancara singkat mengenai alasan kepulangannya ke China pada beberapa wartawan yang berada di sana, Henry terlihat lesu. Entah karena kecapean atau ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Ia terlihat tidak semangat dan memilih beralih ke ruang tunggu yang lebih pribadi. 30 menit lagi ia akan meninggalkan Korea untuk jangka waktu yang tidak bisa dipastikan. Mungkin karena itulah ia sangat berat untuk meninggalkan negara ginseng ini, terlebih meninggalkan wanita yang dicintainya.

“Apa kau mau minum?” tawar Zhoumi seraya membuyarkan lamunan Henry. Pria berkaos putih itu hanya menggeleng tanpa berbicara bahkan tidak menoleh sedikitpun. Seperti hanya dia sendiri dalam ruangan itu.

“Aku keluar sebentar,” lanjutnya seraya melangkah pergi dari ruangan yang sengaja dibuat pribadi oleh petugas bandara untuk kepentingan sang idol. Setelah 10 menit, Zhoumi kembali dengan seorang wanita. Ia sejenak menoleh ke arah wanita itu ketika akan masuk ruangan lalu mengangguk.

“Jihyun-ya.. Harusnya kau salahkan dia! Dia yang melarangku untuk memberitahumu.” Zhoumi sedikit meninggikan suaranya. Dan berhasil membuat Henry mendongak.

“Jihyun datang,” tambah Zhoumi kemudian. Mendengar disainer pribadinya itu datang, Henry berdiri seraya menyambutnya. Dengan senyuman yang dipaksakan ia menghadap ke sumber derap langkah yang mendekatinya, “Maaf.. Tadinya aku akan memberitahumu setelah sampai di China. Aku takut kau menangis ckck.. Bukankah kalau tidak ada aku, pakaianmu tidak akan laku?” ujarnya menjelasan dengan bubuhan candaan.

“Sepertinya Jihyun benar-benar akan menagis, sampai tidak sanggup berkata-kata.” Timpal Zhoumi sambil terkekeh, melirik ke arah wanita itu. Dan wanita berkaca mata hitam itu cukup mengerti dengan tatapan mengandung makna tersebut. Ia mulai meraih tangan Henry lalu medekatkan tubuhnya. Beberapa detik kemudian ia mendekap Henry tanpa bersuara sedikitpun. Merangkulkan tangan kirinya ke pundak pria itu dan menepuk-nepuknya, kakinya sedikit berjinjit dan meletakkan dagunya di atas pundak Henry.

Deg!

Henry bergeming. Hatinya sedikit bergetar menerima rangkulan tiba-tiba itu, terlebih karena hembusan napas wanita yang memeluknya itu menyapu bagian lehernya. Hangat. Ada sensasi yang luar biasa ketika tubuh mereka saling menempel, keduanya seperti menjadi patung. Tidak perduli dengan sekitarnya, dan mereka cukup lama dalam posisi seperti itu. Dan tersadar setelah ada informasi kalau pesawat ke China akan segera heading dan meminta seluruh penumpangnya untuk masuk ke dalam. Setelah pelukan mereka terlepas, Zhoumi langsung meraih lengan Henry dan sedikit menyeretnya untuk berjalan lebih cepat menuju pesawat. Ia hanya diam dan menuruti langkah Zhoumi. Sementara wanita itu tersenyum puas karena permintaannya terkabulkan.


Di dalam pesawat, Henry masih melamun. Tubuhnya seperti membeku dengan wajah tertunduk.

“Sepertinya Jihyun benar-benar menangis mengantarmu,” ujar Zhoumi seraya ingin mendengar komentar Henry tentang wanita yang telah mengantarnya dengan pelukan itu.

Henry sedikit mengangkat wajahnya, “Apa dia benar-benar Jihyun? Tanyanya lirih.

“Heh?” Zhoumi menoleh melihat ekspresi yang tergambar dari wajah artis SM itu. “Apa kau pikir itu nona Park? Apa kau berharap dia menemuimu?”

“Tidak, bukan seperti itu.”

“Apa kau ingin aku memberitahu nona Park tentang kepergianmu ini?”

Henry tertawa kecil. “Untuk apa? Dia pasti tidak peduli padaku. Adanya dia, malah semakin membuatku berat untuk meninggalkan Korea.” Sergahnya seraya mengakhiri pembicaraan. Tubuhnya ia rebahkan senyaman mungkin dengan wajah menghadap jendela, berpaling dari Zhoumi.


Beberapa jam sebelumnya..

Zhoumi langsung meninggalkan apartemen Henry setelah mendapat pesan singkat dari seseorang. Ia menuju parkiran lalu masuk ke dalam mobil sedan merah setelah sebelumnya mendapat tanda berupa bunyi klakson dari mobil tersebut. Pemilik mobil mewah itu ternyata adalah Beom. Ia sengaja menghubungi Zhoumi karena ingin menanyakan sesuatu yang membuat pikirannya menjadi kacau selama seminggu ini. Tidak tahu bagaimana harus memulainya, mereka hanya diam selama beberapa menit.

“Dia sengaja menghindariku ‘kan?” Kalimat ambigu itu menjadi kata pertama yang dilontarkan oleh Beom. Wajahnya tertunduk seolah tidak mampu untuk bertatapan langsung dengan Zhoumi. “Kenapa? Hanya ingin tahu kenapa, apa aku telah berbuat salah padanya?”

Zhoumi menoleh, iba melihat wajah Beom yang muram, berbeda dari biasanya. Walaupun tidak gamblang siapa orang yang dibicarakan. Tapi dia tahu bahwa ‘dia’ yang dimaksud adalah Henry. “Anda tidak salah. Mungkin itu hanya perasaanmu saja,”

Beom terkekeh geli mendengarnya, masih dengan menunduk ia menghela napasnya yang terasa berat. “Aku bukan baru kemarin mengenalnya. Tapi sudah hampir setahun, ah tidak.. tapi sudah sangat lama. Apa kau pikir aku bodoh, hah?” Nadanya sedikit meninggi, ia menatap nanar Zhoumi dengan mata yang sudah memerah. Seolah memohon untuk sebuah penjelasan. Zhoumi tetap diam dan berpaling dengan menunduk.

Ia melanjutkan, “Baiklah. Aku tidak akan bertanya apapun lagi. Aku juga tidak akan peduli lagi padanya. Tapi mohon, biarkan aku menemuinya sekali saja..” pintanya memelas.

“Nanti, anda bisa menemuinya di bandara.” ucap Zhoumi yang merasa prihatin dengan kondisi Beom yang sepertinya akan menangis.

“Apa?” tanyanya sedikit terkejut. Matanya membulat lebar seraya tidak percaya atas apa yang baru saja didengarnya.

“Iya.. Hari ini kami berangkat. Nanti, pukul 3 sore..”

“Apakah aku tidak berarti baginya?” gumam Beom tanpa sadar, membuat Zhoumi menoleh dan bertanya-tanya dalam hatinya. Aneh, seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh kekasih bosnya itu.


1 Tahun Kemudian..


Semilir angin menyibak rambutnya dengan lembut, kedua tangannya memegang tali yang berada di kedua sisinya. Ujung kakinya sesekali di hentakkan ke tanah untuk mempercepat laju ayunan yang ditumpanginya. Matanya terpejam dan menengadah ke atas seolah tengah bersatu dengan alam. Aroma yang keluar dari berbagai jenis bunga yang ada disekitarnya seperti terapi alami yang membuat suasananya menjadi tenang. Bibirnya menyungging tatkala kenangan masa kecilnya terlintas dalam benaknya. Sama seperti saat ini, dimana ia sedang bermain ayunan di sore hari yang cerah. Hanya tempatnya saja yang berbeda, dan dia sendirian. Tidak seperti waktu kecil, diamana dia selalu ditemani oleh sahabatnya.

Ia sedikit terkejut ketika ada seseorang yang menarik tali ayunannya dari belakang, ia menoleh, dan mendapati seorang pria tersenyum manis padanya. Tanpa berkata apapun, pria itu  mendorong ayunannya perlahan-lahan. Kemudian ia mengikuti, dan duduk di ayunan yang satunya lagi.

“Bagaimana kau tahu aku di sini, oppa?” tanya sang wanita pada kekasihnya itu.

“Hatiku menuntunku ke sini,” Dengan senyuman yang di tahannya, pria bernama Kibum itu menjawab. Terdengar aneh, bualan dan candaan seperti itu tidak cocok dengannya. Membuat Beom terkekeh geli saat mendengarnya.

“Apa akan pulang sekarang?” tanyanya lagi.

“Aku ingin lebih lama di sini. Aku ingin tahu, apa yang membuatmu betah berada di taman ini.”

Beom mendongak sekilas, memperhatikan wajah kekasihnya yang sangat kelelahan itu. Taman kota yang tidak jauh dari gedung SM ini memang sangat ramai saat sore hari. Banyak orang yang sengaja mampir untuk bersantai. Juga para orang tua yang mengajak anak-anaknya untuk bermain. Selain ada bangku-namgku untuk bersantai, taman ini juga dilengkapi fasilitas bermain anak-anak dan kolam air mancur, tempat ikan-ikan hias hidup.

“Menyenangkan bukan? Oppa, bakal ngerasa nyaman berada di sini. Anginnya sejuk. Sangat cocok untuk bersantai dan melepas lelah.”

Kibum mengangguk, “Apa karena ini, kau lebih sering di sini daripada menungguku di kantor?”

Wanita berambut kepang itu tersenyum kecil, baginya pertanyaan yang dilontarkan Kibum seperti sebuah sindiran. “Aku bosan menunggumu di kantor. Lebih nyaman di sini, bisa bertemu dengan orang-orang baru.”

“Dulu kau tidak seperti itu,”

“Oppa!” Dengan suara yang lemas, Beom memekik. Seolah memohon pada Kibum untuk tidak mengungit tentang Henry. Kibum mengagguk tanda mengerti.

“Lee Beom!”

Beom menoleh mendengar Kibum memanggil namanya. Direktur SM itu seperti ragu untuk melanjutkan perkataannya, ia terlihat menghela napas dan tertunduk. “Aku ingin menagih janjimu,” ujarnya pelan.

“Janji?” Beom menautkan kedua alisnya. “Apa?”

“Janjimu setahun yang lalu. Bukankah, ini sudah waktunya?”

Bayangan setahun yang lalu pun seolah kembali terbersit dibenak wanita bermarga Park itu. Kata yang sempat ia ucapkan pada kekasihnya itu adalah tentang pernikahan. Dulu memang dia pernah berucap akan mau dinikahi setahun kemudian. Tapi baginya itu bukan sebuah janji, melainkan kilahan. Dimana ia merasa sangat bosan saat mendengar kekasihnya terus-terusan mengajaknya untuk kepelaminan.

“Owh. Kenapa tiba-tiba terpikir soal itu? Apa ada yang mengganggu pikiranmu, oppa?”

“Kadang suka terpikir, apa kita akan seperti ini terus? Bukankah sebuah hubungan itu harus ada tujuannya? Tadi, ada seorang wartawan datang ke kantor. Awalnya hanya bertanya soal pekerjaan. Tapi, seterusnya malah soal pribadi.”

Wajah yang asalnya tertunduk itu, mendongak lurus ke depan. Memandang anak-anak yang sedang bermain dari kejauhan. Seolah berpaling dari tatapan serius gadis tercintanya.

Ia melanjutkan, “Apa aku boleh mengungkap identitasmu sebagai awal kita untuk menikah?” Matanya beralih menatap Beom, seolah ingin tahu tanggapan dari usulnya itu. Kini giliran Beom berpaling, menunduk. Menghindar dari tatapan sayu penuh harap kekasihnya itu.

“Apa saja yang oppa katakan pada wartawan itu?”

“Mmm.. aku mengakui sedang menjalin hubungan dengan seorang gadis dan akan menikah secepatnya. Itu saja. Maka dari itu, sebelum wartawan mencari tahu tentangmu. Lebih baik aku mengungkapkannya sendiri.”

“Biarlah mereka tahu sampai situ. Aku tidak suka kalau harus berurusan dengan para wartawan. Aku merasa tidak nyaman.” Masih dengan menunduk, Beom berusaha terlihat tenang. Walaupun sebenarnya hatinya sangat bingung. “Seandainya kita menikah pun, apa tidak bisa diam-diam saja? Tidak perlu ada media yang meng-ekspos.” tanyanya terbata-bata.

“Kenapa kau tidak ingin hubungan kita ter-ekspos? Apa kau merasa terbebani berpacaran denganku?”

Pertanyaan Kibum membuat mereka saling bertatapan. Diam sejenak seraya menghembuskan napasnya masing-masing. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka, keduanya seolah tidak mengerti satu sama lain.

“Bukan seperti itu, oppa!” bantah Beom. Belum juga dia melanjutkan kata-katanya, Kibum langsung memotong, “Kenapa saat kau bersama Henry terkesan cuek dan enjoy? Sepertinya tidak pernah khawatir terkena skandal. Bukankah saat kau bersamanya, akan lebih mengundang konsumsi publik daripada denganku?”

Beom menatap nanar, rasanya lelah untuk terus menjelaskan pada kekasihnya bahwa ia hanya menganggap Henry sebagai sahabatnya saja. Selalu ada saja kecurigaan yang membuat dia merasa tersudut. “Aku tidak takut karena memang aku tidak ada apa-apa dengannya. Kalaupun sampai ketahuan oleh media, aku hanya akan bilang bahwa dia adalah sahabatku. Itu adalah kenyataannya!”

“Terus? Apa bedanya dengan hubungan kita? Bukannya ini juga adalah kenyataan? Kenapa kau harus takut? Kenapa harus disembunyi-bunyikan?”

“Aku benar-benar tidak mengerti denganmu, oppa! Kenapa kau selalu melibatkan namanya dalam masalah kita? Dimatamu aku seolah tidak dapat dipercaya.” Tatapannya begitu tajam, hingga membuat Kibum merasa bersalah. Ia berdiri dan hendak melangkah, “Aku hanya tidak ingin privacy-ku terganggu. Seperti katamu, sekali terekspos, maka seterusnya akan seperti itu. Aku hanya ingin menikah denganmu sebagai seorang Kim Kibum. Bukan sebagai pewaris tunggal dari SM Entertainment.” Kalimat terakhir yang ia ucapkan sebelum akhirnya  pergi meninggalkan kekasihnya.

Kibum menghembuskan napas panjang, wajahnya ia tadahkan ke atas seolah menahan air mata yang berlinang di pelupuk matanya. Dalam hatinya, ia bertanya, apakah dia benar-benar tidak percaya pada kekasihnya? Apakah dia sekarang sedang meragukan cinta kekasihnya? Pertanyaan-pertanyaan negatif terus menumpuk di otaknya. Rasanya sangat susah untuk memahami dan mengerti hati Beom akhir-akhir ini. Dia pikir, kekasih pujaannya itu kini sudah berubah. Bukan tanpa alasan dia berpikir seperti itu, awal-awal ketika Beom menceritakan tentang Henry, ia cukup mengerti. Tapi setelah Beom mulai jarang mengunjunginya di kantor, dan kalaupun datang, kekasihnya itu lebih sering menghabiskan waktu di ruang musik sendirian daripada di ruangannya. Ia mulai merasa tidak nyaman, seperti di campakkan. Seolah keberadaan Henry lebih penting bagi Beom dibandingkan dirinya. Ia terkesiap dari lamunannya ketika tetes demi tetes air mulai turun dari langit, sungguh aneh, hujan turun di langit Seoul yang terbilang cerah. Seolah ikut berduka atas kesedihan dalam hatinya.


Beom tercekat. Tubuhnya terbaring beku beberapa detik setelah terbangun dari mimpi anehnya. Dalam mimpi itu, ia berjalan sendirian diantara kabut yang menutupi sekitarnya. Ada suara yang entah darimana, menuntun langkah kakinya.

“Ayoo.. tebak! Aku dimana. Kau tidak bisa menemukanku ‘kan?”

Suara itu seolah menandakan bahwa dia sedang bermain petak umpet, tidak jelas siapa pemilik suara itu. Setelah lama ia berjalan, ia melihat seseorang di depan, tidak begitu jelas wajahnya. Setelah dilihat lebih dekat, ternyata seorang anak kecil. Dia terus melambaikan tangan padanya, anak laki-laki itu mengumbar senyumnya dengan sangat manis lalu berlari ke arahnya. Kemudian memeluknya sambil berkata, “Kalau kau tidak bisa menemukanku, maka aku akan menyerah dan menemuimu.”

Ia berusaha mengingat dengan jelas mimpi itu. Anak laki-laki yang sepertinya tidak asing itu sangat membuatnya penasaran. Tubuhnya sesekali bergerak untuk posisi yang lebih nyaman, kadang menyamping lalu terlentang kembali. Hingga membuat Kibum terusik. Dengan mata yang terasa berat, ia memperhatikan apa yang dilakukan oleh Beom. Kekasihnya itu terlihat melamun. Ia pikir, pasti karena persoalan sore tadi, Beom memang selalu terlihat melamun kalau mereka sudah membahas tentang pernikahan.

Kibum pura-pura tidak sadar dan tidur menyamping sambil merentangkan tangannya, memeluk Beom. Sekedar ingin melihat reaksi kekasihnya itu. Dan hasilnya cukup membuat Beom terkejut, ia sejenak menoleh lalu berusaha melepaskan tangan Kibum yang berada di perutnya. Tapi ternyata sangat susah, dari situ ia tahu bahwa Kibum tidak benar-benar tidur. Bibirnya sejenak menyungging, menatap wajah kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang. Tangan kanannya lalu sengaja ia letakkan di atas tangan Kibum yang sedang berada di atas perutnya. Seraya membimbing untuk mengusap-ngusap perutnya, dan itu membuat Kibum membuka matanya dan semakin mendekat.

“Apa sakit?” tanyanya. Beom mengangguk. Ia tahu, kalau Beom memintanya untuk menggelus-ngelus perutnya, berarti dia sedang menstruasi. Sebenarnya ini hanya trik Beom saja untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan dari Kibum. Ia tahu betul kalau kekasihnya itu akan melontarkan banyak pertanyaan kalau melihat dirinya melamun. Maka dari itu terpaksa  berdusta.

“Besok coba periksa. Jangan terlalu anggap enteng, takutnya bahaya.” Titahnya sambil sedikit memijat-mijat perut Beom.

“Bahaya apa? Semua wanita juga pasti mengalami sakit seperti ini.” Bela Beom sambil terkekeh, membuat Kibum mendongak padanya. Dan mereka pun akhirnya saling pandang, mata mereka seolah saling berbicara. Keduanya memancarkan sinar penuh cinta. Dan bibir mereka pun menyungging, membentuk sebuah senyuman yang sangat manis.

“Maaf.. soal tadi sore.” Kata Kibum, menyesal. Beom hanya tersenyum, lalu mendekatkan wajahnya, mencium dahi Kibum sebagai balasan. “Tidurlah..” titahnya sambil menarik selimut menutupi tubuh mereka. Kibum mengangguk, lalu merentangkan tangannya seolah membiarkan Beom untuk tidur dalam pelukannya. Sudah dua bulan ini mereka memang tidur dalam satu ranjang, kasur berukuran kecil yang biasanya ditempati Kibum sudah dibereskan, sehingga sekarang hanya ada satu tempat tidur di apartemen itu. Ini bertujuan supaya Kibum lebih sigap menjaga Beom. Walaupun terkesan hanya beralasan tapi Beom menyetujuinya, karena dia juga bisa lebih nyaman saat tidur di pelukan kekasihnya.


@China Hospital

Derap langkah yang berasal dari lalu lalang orang yang melewati kamarnya, sama persis dengan mimpinya. Dalam mimpinya itu dia tertidur di sofa, terdengar derap langkah yang menuju ke arahnya. Lalu hening. Dia merasakan ada sesuatu yang menyentuh pipinya, hangat sekali. Kemudian matanya pun terasa basah, ia mengerjap-ngerjapkan matanya dan samar-samar terlihat seseorang yang sedang menjauhinya. Tidak begitu jelas wajah orang itu, tapi dia yakini, bahwa orang itu adalah wanita yang di kenalnya.

“Kau sudah siuman??” tanya Zhoumi ketika jari Henry sedikit bergerak. Tidak ada jawaban. Pria jangkung itu pun menghela napas, sedikit cemas karena orang yang dianggapnya sebagai adiknya itu tidak jua sadarkan diri pasca operasi.

“Apa ini tidak akan berakibat apa-apa padanya?” tanyanya lagi. Kali ini pada Kris, dokter yang menangani operasi mata Henry.

Tanpa bicara Kris pun memeriksa denyut nadi pasiennya. Menoleh ke arah Zhoumi dengan raut muka sedikit cemas, “Tidak biasanya seperti ini. Harusnya dia sudah siuman..”

Mendengar itu Zhoumi semakin cemas, takut terjadi sesuatu pada Henry. Tangannya semakin erat menggenggam telapak tangan Henry. Dalam hatinya ia berdoa, supaya dia segera sadar.

“Kita tunggu satu jam lagi. Kalo tidak juga, kita sadarkan secara paksa.” Tambah Kris.

Setelah 30 menit. Akhirnya jari Henry bergerak kembali, kali ini diikuti oleh sebuah suara, “Hyung!” pekiknya. Terdengar lemah.

“Syukurlah..” ucap Zhoumi sambil meraih telapak tangan Henry dengan kedua tangannya.

“Lee Beom!” pekiknya lagi, membuat dahi Zhoumi mengkerut, heran. Ia pikir Henry hanya mengigau dan tidak benar-benar siuman.

“Mana Lee Beom, hyung?” Kali ini artis SM yang sedang hiatus itu bertanya. Zhoumi terdiam sejenak dan tergagap seraya tidak yakin dengan pendengarannya. Alisnya saling bertaut, “A..aapa?”

“LeeBeom! Dia tadi ada di sini ‘kan?” Belum sempat Zhoumi menjawab, pasien yang tubuhnya masih terbaring lemah itu melanjutkan lagi, “Aku tadi melihatnya. Apa dia sekarang sudah pulang?”
Zhoumi terdiam. Prihatin. Entah harus menjawab apa, bagaimana bisa orang yang matanya masih terbalut perban itu bisa melihat. Hasil operasinya juga masih belum bisa di pastikan berhasil tidaknya, dan juga wanita yang ditanyakannya jauh dari negara dimana dia berada sekarang.

“Itu mungkin hanya mimpi,” sergah Zhoumi.

“Tidak mungkin. Aku tadi terbangun karena dengar suara langkahnya lalu dia duduk di sampingku dan..” Kalimatnya terhenti seraya mengingat apa yang ada dalam benaknya.

“Dan apa?” tanya Zhoumi penasaran.

“Entahlah. Aku merasakan kedua mataku basah.”

Zhoumi terkekeh, “Sebegitu besarkah rasa rindumu pada nona Park?” Dia meraih salah satu tangan Henry lalu mengarahkannya pada matanya sendiri yang masih terbungkus perban.

“Eoh.. mataku?” pekiknya. Lalu dia meraba-raba dengan kedua tangannya, dan baru teringat kalau dirinya habis melakukan operasi, “Apa ini akan berhasil?”

Zhoumi bergeming.

Setelah mengingat dengan jelas mimpinya, ia melanjutkan, “Seperti nyata. Dia membelai wajahku, lalu.. dia mengecup mataku.”

“Hmm.. mungkin itu bukan sekedar mimpi.” sela Zhoumi dengan senyuman seduktif, terdengar terkekeh dan berhasil membuat Henry sangat penasaran.

“Maksudmu hyung??”


#FLASHBACK

Zhoumi terkejut ketika membuka pintu hendak keluar, dia mendapati Beom di hadapannya. Tak kalah dengannya, Beom pun terlonjak kaget. Akhirnya mereka tertawa bersama karena hal itu.

“Kau mau kemana?” tanya Beom basa-basi.

“Masuklah.. aku akan keluar sebentar untuk membeli cemilan,” Zhoumi sedikit menyampingkan tubuhnya seraya memberikan ruang untuk Beom masuk ke dalam apartemen Henry. “Apa anda akan titip sesuatu?” tambahnya menawarkan. Beom menggeleng. Zhoumi akhirnya pergi dan Beom masuk, sesuai dengan janjinya untuk mengepak barang yang akan di sumbangkan ke panti bersama-sama. Dia memang sedikit telat, beberapa barang terlihat sudah terbungkus rapi. Sementara Henry terbaring di sofa dengan earphone menempel di telinganya.

“Hey!” pekiknya sambil menyentuh lengan Henry, memeriksa, apakah ia tidur atau tidak. Tidak ada respon, Beom sedikit memanyunkan bibirnya, kecewa. Orang yang akan mengepak barang bersama-sama dengannya malah tertidur. Ia duduk di lantai, bersandar pada sofa dan membungkus barang yang tersisa sendirian. Setelah selesai, ia meletakkannya dengan rapi. Dus-dus kecil berisi perlengkapan sekolah itu ia tumpuk sejajar menjadi beberapa baris. Ruangan yang tadinya terlihat acak-acakan itu pun akhirnya rapi dan ia bisa berjalan tanpa terhalangi oleh tumpukan barang. Beom melihat waktu di pergelangan tangannya, sudah hampir 45 menit berlalu tapi Zhoumi belum juga kembali. Tenggorokannya yang terasa kering, membuatnya inisiatif mengambil minum sendiri. Walaupun sebagai tamu, ia terlihat tidak sopan karena mengambil sesuatu tanpa seijin yang punya rumah. Ia meneguk air dalam gelas yang di pegangnya sambil memandangi Henry, entah apa yang ada dalam pikirannya. Ia menatap dalam lalu berjongkok dan melepaskan earphone yang menempel di telinga Henry. Kemudian memakainya, terdengar sebuah lagu yang asing tapi suaranya sangat ia kenal. Sepertinya itu lagu yang sengaja Henry rekam sendiri. Isi lirik lagu itu sangat menyentuh, menceritakan tentang rasa rindu yang sangat besar pada seseorang. Dan penantian yang sangat lama. Beom seolah terbawa suasana oleh lagu itu, ia duduk sedikit di tepi sofa dan menatap Henry cukup lama. Tangannya yang awalnya ragu-ragu berhasil menyentuh pipi Henry lalu membelainya. Lalu melepaskan kaca mata hitam pria itu, perlahan-lahan ia merendahkan tubuhnya kemudian mengecup lembut kedua mata Henry secara bergantian. “Aku berharap kau bisa melihat lagi, oppa!” ucapnya pelan. Hal itu terpergok oleh Zhoumi yang baru datang. Tapi dia tidak menyadarinya.

#End Flashback


“Aku sungguh penasaran dengan perasaan nona Park. Apa dia memang suka bersikap seperti itu?”  guman Zhoumi tidak sadar. Dan itu semakin membuat Henry bertanya tanya, “Maksudmu??”

“Apakah kalau kau sudah sangat dekat dengan seseorang, tapi dia bukan kekasihmu. Apa kau berani untuk menciumnya atau bersedia diciumnya?” tanya Zhoumi tidak jelas.

Dahi Henry semakin mengkerut, tak mengerti. “Sebenarnya apa maksud dari pertanyaanmu, hyung?” Bahasan tentang Beom membuatnya semangat dan tidak terlihat lemas lagi, seperti bukan orang yang baru tersadar dari pasca operasi.

“Lupakan saja!” Zhoumi terkekeh, “ Aku pernah melihat nona Park dicium oleh pria yang dulu hadir di pameran waktu itu. Kadang-kadang aku suka berpikir, apa nona Park berselingkuh?” Kekehannya semakin keras, merasa hal yang dipikirkannya itu konyol.

Henry yang mendengar cerita Zhoumi, terlihat murung. “Aku dengar, dia dan pria bernama Donghae itu sudah bersahabat sangat lama. Jadi menurutku itu sesuatu yang wajar dan biasa.”

“Kau sendiri bagaimana?” Tanya Zhoumi menimpali, “Jika kau sudah merasa dekat dengan nona Park, apa kau berani menciumnya? Atau misal, nona Park menciummu seperti dalam mimpimu itu. Apa kau akan berpendapat bahwa hal itu biasa? Atau kau akan berpikir bahwa nona Park mempunyai perasaan terhadapmu?”

“Kenapa kau melontarkan pertanyaan memusingkan seperti itu, hyung? Runtuk Henry sambil memegangi dahinya yang terasa pening.


1 Minggu Kemudian

Orang-orang yang berada dalam ruangan vip serba putih itu terlihat cemas. Semuanya menatap pada satu arah, si pasien. Dua orang paruh baya yang masih terlihat awet muda itu harap-harap cemas menanti hasil operasi yang telah dilakukan oleh Dokter muda bernama Kris. Seorang gadis cantik yang memakai kaos putih yang dipadukan dengan cardigan biru dan rok putih selutut juga terlihat panik, jari-jari tangannya tanpa sadar merobek-robek tisu yang di pegangnnya. Sementara pria jangkung yang selalu menemani si pasien terlihat tenang, walaupun hatinya juga merasa was-was. Hari ini adalah waktunya sang Dokter melapaskan perban yang menutupi mata Henry, hasilnya akan ketahuan beberapa menit lagi. Kris secara perlahan melepaskan perban putih yang melingkari mata sampai belakang kepala pasiennya itu, lama kelamaan perban itu terlihat menipis dan semakin memperjelas kapas yang menutupi kedua mata Henry. Kris mulai melepaskan kapas itu dan menyuruh Henry untuk membuka matanya perlahan-lahan.


Henry POV

Jantungku berdebar kencang, seperti orang yang baru pertama kali jatuh cinta dan akan berkencan dengan seorang kekasih. Senang, cemas, takut, semuanya menjadi satu. Walaupun aku optimis hasil operasinya akan berhasil, tapi ada sedikit kekhawatiran gara-gara mimpi semalam. Mimpi yang sangat konyol, aku seolah menyesal bisa melihat karena tidak sangup menyaksikan wanita yang aku cintai menikah dengan orang lain. Lalu doaku seperti terkabulkan, dalam sekejap dunia yang indah ini kembali gelap. Aneh, di saat semuanya gelap, justru wanita itu selalu ada di sampingku. Menuntun setiap langkahku, dan menjadi pendamping dalam hidupku. Entah apa maksud dari mimpiku itu, tapi seandainya dia bisa menjadi milikku, maka aku rela jika harus buta selamanya.

Aku rasa orang-orang sudah mulai masuk ke ruanganku, dari suaranya aku dengar ada kedua orang tuaku, adikku, Zhoumi hyung, dan juga Kris, dokter yang menaggani operasi mataku. Kris mulai melepaskan ikatan perban yang berada di belakang kepalaku, lalu kurasakan lilitan perban yang menutupi mataku mulai melonggar perlahan-lahan. Tiga menit kemudian, segala sesuatu yang menghalangi mataku terlepas. Kemudian Kris menyuruhku membuka mata. Perlahan-lahan aku coba membuka mataku, terasa sangat berat, seperti terserang rasa kantuk yang luar biasa. Aku terus membukanya dan bisa kurasakan seperti ada sebuah sinar yang menusuk langsung kornea mataku, sangat silau. Mataku tertutup kembali.

“Ayo.. buka lagi perlahan-lahan,” titah Kris. Dan kurasakan ada seseorang yang menggenggam tanganku, aku yakin itu ibu. Walaupun tidak bersuara, tapi aku tahu jelas genggaman hangat seorang ibu. Sangat erat, seperti memberiku sebuah kekuatan dan semangat.

Aku mulai membuka lagi mataku, perlahan-lahan dan mengerjap-ngerjapkan mataku untuk menahan cahaya yang belum terbiasa kurasakan. Samar-samar aku melihat sosok seseorang dihadapanku, lalu semakin terlihat jelas ketika mataku sudah mulai terbuka lebar. Aku tersenyum dan melihat sekeliling, mereka menyambutnya dengan senyuman juga. Tapi dua wanita yang duduk dan berdiri di sampingku terlihat menitikan air mata, aku semakin melebarkan senyumku karena aku yakin tangisan itu adalah tangisan kebahagiaan.

Akhirnya, aku bisa melihat lagi indahnya dunia ini.

End Henry POV




Seorang wanita terlihat tergesa-gesa menghampiri meja di sudut paling ujung resto makanan Jepang yang berada dekat gedung SM. Disana sudah ada seorang pria yang duduk menghadap jendela, terlihat melamun. Tangannya membolak-balikkan flasdisc yang di pegangnya. Wanita yang ber-profesi sebagai sekertaris itu langsung melontarkan pertanyaan hingga membuat pria bertubuh kekar yang sedang duduk santai itu sedikit terkejut dengan kedatangannya.

“Apa kau sudah melakukannya?” tanya si sekertaris cantik itu. Matanya menatap tajam seolah tak sabar untuk mendengar jawabannya.

“Duduklah dulu.. Kau membuatku kaget!” sergah Siwon. Wanita itu pun duduk di hadapannya dan terus menatapnya.

“Kau mau pesan apa?” tawar Siwon seraya menyodorkan menu pada wanita di hadapannya itu.

“Aku tidak banyak waktu! Katakanlah, kau sudah melakukannya atau belum?” tanya wanita itu tak sabaran.

“Apa kau yakin?”

“Heh?” Dahi wanita cantik bermarga Lee itu mengkerut. Siwon terlihat ragu untuk melontarkan kata-katanya, takut menyinggung perasaan wanita itu, yang tanpa sadar di cintainya.

“Kenapa kau terus mengganggu hubungan mereka? Sampai  kapanpun kau tidak akan berhasil. Karena mereka sudah terikat satu sama lain!” Dengan suara yang sedikit bergetar, akhirnya Siwon berhasil mengeluarkan kata-kata nasehat untuk wanita itu.

“Diam kau Choi Siwon!!” Wanita itu sedikit menggebrak meja, tatapannya tajam penuh amarah, “Kalau kau tidak becus, lebih baik aku lakukan sendiri!” Lanjutnya seraya beranjak pergi. Siwon menahan lengannya, “Aku sudah melakukannya.” Terdengar lirih.

Ia melanjutkan, “Kalau ini tidak berhasil, berusahalah membuka hati untuk orang lain.. Sekali saja, lihat orang sekitar yang tulus mencintaimu..” Pria jangkung berkemeja nevi itu beranjak dari duduknya dan berlalu meninggalkan sekertaris Lee Hyosun yang masih tercekat akibat kata-katanya. Hyosun terduduk kembali, berusaha mencerna maksud dari kalimat yang Siwon katakan. Dia terkekeh dan menoleh ke arah Siwon yang semakin jauh meninggalkannya, “Aku pasti berhasil!” pekiknya dengan sunggingan yang membentuk sebuah seringaian.



Continue..

"JK DVD SHOP"

KETENTUAN ORDER DAN PO DI “JK DVD SHOP”
1.     Hanya untuk yang order SERIUS! Kenapa? Karena usaha ini masih kecil-kecilan. Jadi kami hanya punya stok sedikit, dan jika barang tidak ada, maka kami langsung mencarinya demi si pemesan. Jadi jangan sampai barang yang sudah kami cariin susah-susah, anda membatalkannya begitu saja. Pikir-pikirlah sebelum anda order dan PO!!

2.    Sanggup transfer via BRI. Kami tidak ingin dengar alasan anda membatalkan order karena tidak punya rekening BRI atau alasan lainnya. Bagi yang tidak punya rekening, pembayaran bisa datang langsung bank BRI terdekat. Bilang saja kalau kalian mau transfer, nanti sama penjaga Bank-nya juga bakal di kasih tahu tata caranya. Gampang kan?? ^^

3.    Barang di kirim lewat ekspres barang pos Indonesia setelah kami menerima bukti pembayaran dari si peng-order.

4.    Transfer di tunggu selama 1 minggu, Setelah kalian mendapat konfirmasi no. Rek dari kami.

5.    Kami tidak bertanggung jawab atas kerusakan isi DVD. Misal gambarnya jelek atau macet, Karena disini kami hanya sebagai perantara. Tapi anda bisa memberitahu kami lewat sms supaya kami bisa memberhentikan PO dvd tersebut. supaya tidak ada korban-korban lainnya XD.

6.    Hubungi kami jika barangnya sudah sampai tujuan.


Pada dasarnya kami menerima pesanan semua jenis DVD, mulai dari drama korea, jepang, mandarin, variety show, concert, anime dll. Ini beberapa contoh stok dvd yang kami punya :
1. Concert K-POP
-      Infinite Second Invation in Japan
-      YG Family Concert 2012
-      SHINee The 1st Concert in Japan
-      SM Town live tour in Tokyo
-      1st Concert B2ST Airline
-      Beautiful Show in Yokohama
-      JYJ Worldwide Concert
-      U-Kiss First Kiss Live in Tokyo & Osaka
-      K-POP Music Festival in Sydney
-      SS3 SEOUL.
-      SBS Gayo Daejun 2010
-      MBC Gayo Daejun 2011
-      Dll
2. Variety Show
-  Running Man
-  Variety Show SUJU (FH, Dream Team 2010, SUJU Late nigh show, All that SUJU, Came to Play With WG, SUJU T Idol World. SUJU vs MBLAQ, SUJU Super summer, SUJU Show, SUJU Foresight)
-  King Pataya
-  Idol Maid BEAST
-  INFINITE (Ranking King, Sesame Player, Your My Oppa)
-  BigBang Go Show
-  WGM Khuntoria & TeukSo
-  Hallo Baby MBLAQ
-  Invincible Youth season 2
-  Ohh My School Part 3
-  Taxi Ep Seungri & Jay Park
-  Paradise in Phuket SNSD (Kumpulan MV Jadul)
-  Ta-Dah! It’s BAP
-  Dll

3. Film Korea
-      Attack pin up boys SUJU
-      Death Bell 1 & 2
-      Detective 40 Minute
-      Hello School Girl
-      Mom
-      Fly Up
-      You are My Pet
-      Dating on Earth DBSK
-      Wonderfull Radio
-      Dll

4. Drama Korea
-      Rooftop Prince
-      Love Rain
-      Queen in Hyun’s Man
-      King 2 Heart
-      Fashion King
-      Dream High 2
-      Shup up! Flower Boy band
-      The Moon That Embrace The Sun
-      Protect The Bos
-      Dll (Banyaaakkkk Beneeerrr mameeenn >,<)

Note : Barang yang kita anggap PO, berarti stoknya sedang kosong atau perlu kita cari dulu.

Happy Shopping ^^