Kamis, 10 Februari 2011

FF/I Hate Namja/Angst,Romance/Choi Minho/Chapter/Part 3

 

Author : Ulie Aya’aya Wae
Title     : I Hate Namja
Genre   :  Romance, Angst (?)

Cast  :
Beom
Choi Minho
Kang Hyori & Cho KyuHyun (Orang Tua Beom)
Kim Jae
SeoHyun SNSD (Cameo)



Beom POV..

Aku langsung pulang ke rumah setelah melihat kejadian di mall tadi, aku bergegas menemui omma dan meminta penjelasan darinya. Seminggu yang lalu saat aku dan omma belanja, aku tidak sengaja melihat appa makan siang dengan seorang yoeja, mereka terlihat sangat akrab. Omma bilang bahwa yeoja yang bernama Seo Hyun itu adalah rekan bisnis appa. Saat itu aku mencoba menghampiri mereka tapi omma melarangku katanya appa tidak akan suka kalau urusan bisnis nya di ganggu. Bagiku saat itu omma terlihat aneh, omma tak henti-hentinya memandangi appa dan yoeja itu sampai akhirnya omma memmutuskan untuk pulang. Di mall tadi aku melihat sosok yang mirip dengan appa, aku terus membuntutinya untuk memastikan dan saat sampai food court aku baru yakin kalau orang itu benar-benar appa. Aku pikir appa telat menemui kami karena makan siang yang kami rencanakan waktunya di majukan satu jam dari waktu yang sudah di tentukan. Aku hendak menghampiri appa, tapi langkahku terhenti saat appa melambaikan tanganya kearah yoeja yang sudah tak asing lagi untukku. Yoeja yang bernama SeoHyun itu datang bersama seorang anak kecil berumur 3 tahunan, dan anak kecil itu memanggil appaku, APPA!!

END POV..


Hyori POV..

Tiba-tiba Beom datang mengejutkanku, tanpa mengetuk pintu dia langsung menghampiriku yang sedang duduk di meja rias.
“Omma.. apa maksudnya ini??’ tanya Beom sambil memperlihatkan foto di ponselnya. Aku terbelalak melihat foto itu, tapi aku mencoba untuk tenang dan menjawab pertanyaanya.
“Emh.. bukannya itu appa dan rekan bisnis nya, Seohyun?! Wae??”
“Omma.. anak kecil yang bersama Seohyun memanggil appa dengan sebutan appa!!” nada Beom sedikit meninggi
“Apa omma bisa menjelaskannya??” tambahnya penuh penasaran. Aku hanya diam, mencoba untuk setenang mungkin dan kembali mengoleskan krim malam pada wajahku.
“Beom-ah.. sudah malam, tidurlah!” pintaku lalu beranjak menuju tempat tidur. Beom meraih tanganku dan menatap tajam.
“Apa diamnya omma itu, berarti yang aku pikirkan adalah BENAR?!” tanya nya dengan suara yang lirih. Terlihat matanya mulai berkaca-kaca tapi aku mencoba senyum, mencoba untuk tegar walaupun hatiku ingin sekali menjerit. Aku memegang kedua bahu Beom, membelai rambutnya dan memberikan ketenangan padanya.
“Beom.. percaya tidak? Kalau semua yang terjadi dalam hidup ini adalah sebuah takdir? Mungkin memang berat, tapi kita tidak bisa menolaknya karna sudah ada Tuhan yang mengatur ini semua!” aku mencoba menjelaskannya secara halus. Beom menatapku nanar dan berusaha menyelidik maksud yang aku bicarakan.
“Hump.. mungkin sudah waktunya!” aku bergumam dan mendesah pelan, berusaha menguatkan hatiku untuk bicara jujur dan menjelaskan semuanya tanpa menyakiti Beom.
“Setiap orang pasti mempunyai kesalahan, baik omma, appa,  ataupun Beom sendiri. Yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa intropeksi, supaya kesalahan itu tidak terulang kembali!” aku membawa Beom duduk lalu mengusap punggungnya perlahan.
“Jadi.. maksud omma, appa dan Seohyun terus anak itu…??” tanya Beom terbata-bata sambil terisak
“Ne..” jawabku singkat, aku yakin dia sudah mengerti apa yang aku maksudkan. Aku memeluk Beom dengan erat, tetesan air hangat terasa mengucur ke bahuku dengan deras walaupun tidak mengeluarkan suara. Aku membelai rambutnya dan tanpa sadar air mataku pun ikut jatuh membasahi pipi.
“Cukup! cukup omma..!” ucapnya lirih lalu berdiri
“Wae..?? omma masih membelanya padahal appa sudah menyakiti hati omma!!” tambahnya dengan suara yang tinggi. Beom menatapku penuh amarah, matanya memerah karna terlalu banyak mengeluarkan air mata. Kemudian dia pun berlalu meninggalkanku.
“Beom.. LieBeom..” panggilku dan berusaha menyusulnya, dia menepis tanganku lalu pergi entah kemana.
“Mianhae Beom.. jeongmal mianhae” kakiku tiba-tiba melemas sampai tidak kuat menopang tubuhku, aku terpuruk dalam tangisan dan suasana yang kelam ini mudah-mudahan cepat berakhir. Aku benar-benar bersalah karna telah merahasiakan masalah ini selama 4 tahun.

END POV..


Beom langsung pergi ketempat yang slalu bisa menenangkan hatinya, apartment Minho jadi tujuannya. Jam 10 malam Beom tiba disana, suasana nya sangat sepi, lampu-lampu di tiap ruangan mati dan hanya lampu kamar tidur yang terlihat terang. Beom menyalakan semua lampunya kemudian memeriksa tiap ruangan untuk mencari Minho, tapi dia tidak menemukanya. Beom mengambil selembar kertas dan ballpoint  lalu duduk di bawah meja dan menulis sesuatu di kertas itu.


Kim Jae POV..

Malam ini adalah malam yang paling menyenangkan untukku, akhirnya aku bisa membujuk Minho oppa untuk makan malam diluar bersamaku. Kami makan di sebuah restoran jepang kemudian berjalan jalan di sepanjang sungai HAN. Rasanya seperti bermimpi, apalagi pas Minho oppa melepaskan jaketnya untukku. Dia benar-benar perhatian, hal-hal yang slalu aku impikan akhirnya malam ini terkabulkan. Rencananya sesampai di apartment, kami akan bergadang nonton dvd sampai pagi, dan saat itulah aku akan menyatakan cintaku…

END POV…


Jam 11 malam Minho dan Kimjae tiba di apartment, Minho sedikit was-was karna ruangan yang tadinya gelap berubah jadi terang. Minho melihat seseorang tertidur di meja ruang tengah, tidurnya terduduk sambil melipat kedua tanganya di meja dan menjadikan tanganya sebagai bantal.
“Oppa.. nuguya??” tanya Kimjae dan berusaha melihat secara dekat orang yang tertidur itu. Minho hanya tersenyum karna sudah mengenalinya tanpa melihat wajah orang itu secara langsung.
“Kau pulanglah.. ini sudah malam!!” ucap Minho sambil menyeret Kimjae kearah pintu
“Oppa.. bukan nya kita akan nonton??” Kimjae mengacungkan disc yang tadi di belinya.
“Emh.. besok lagi yah?!” Minho mencondongkan tubuhnya, menatap Kimjae lalu mengacak-acak rambut bagian depannya. kemudian Minho mengantar Kimjae ke pintu luar.
“Huh.. kenapa yoeja itu slalu mengganggu rencanaku?!” gumam Kimjae sambil melirik kearah Beom sebelum akhirnya dia pergi.
Minho menghampiri Beom kemudian duduk di hadapannya. Di perhatikannya wajahnya dengan seksama, Minho mengelus-elus lengan Beom dengan jari-jari nya. Pandangannya menyelidik ke selembar kertas yang berada di bawah dekapan tangan Beom, di ambilnya kertas itu secara perlahan kemudian Minho membacanya.

Beom Diary

Aku tahu Tuhan itu maha pengasih dan penyanyang. Aku tidak pernah meragukan-Nya sedikitpun, tapi sekarang aku merasa kasih sayang Tuhan sedang tidak berpihak padaku. Entah jalan apa yang hendak Tuhan gariskan untukku, akhir-akhir ini kehidupanku sangat berat, kacau, sampai napasku terasa sesak. Aku benci hari ini.. aku benci kenyataan ini.. Aku kira aku sudah merasakan semua rasa sakit di dunia ini saat pernikahanku gagal, tapi ternyata salah.. kenyataan tentang keluargaku ternyata lebih menyakitkan, AMAT SANGAT MENYAKITKAN!!


“Apa lagi yang terjadi??” tanya Minho dalam hati. Minho menatap Beom khawatir lalu membelai rambutnya, membiarkan jari-jari nya bermain di rambut Beom yang terurai, menyibak rambut yang menghalangi kening dan wajahnya, kemudian mencium keningnya dengan lembut
*Muach…
Ciuman Minho membuat Beom terbangun
“Oppa..” Beom mendongak dan melihat Minho sedang tersenyum manis ke arahnya.
“Sudah lama kah..? mianhae..” tanya Minho
“Gwenchana… oppa, bolehkah aku menginap malam ini??” Beom menatap penuh harapan. Minho hanya tersenyum lalu duduk di samping Beom dan menyandarkan tubuhnya di sofa.
“Waeyo..?” Minho mengacungkan sehelai kertas, mencoba menyelidik maksud yang Boem tulis di kertas itu.
“Ani.. “ jawab Beom gagap lalu merebut kertas itu kemudian melipatnya rapi
“Ini bahan untuk cerpenku!!” tambahnya
“Jeongmal..?” Minho mengangkat satu alis nya. Beom mengangguk lalu menghela napasnya panjang
“Oppa, apa kau pernah merasa sangat sedih? dan menganggap hidup ini tidak adil..?!” Beom melirik Minho dan menatap nya tajam. Minho sedikit menyunggingkan bibir nya “ Ye.. pasti semua orang pernah merasa seperti itu!”
“Onje..? Wae..?” tanya Beom penasaran
“Saat melihatmu hendak menikah!!”
“Eh..?” Beom menatap heran
“Untungnya GAGAL, jadi sekarang aku lega ekeke..!” Minho terkekeh
“OPPA!!” Beom meninggikan nada suaranya dan cemberut karna Minho menjawab pertanyaan nya asal
“Emh.. saat omma meninggal 2 tahun yang lalu! aku merasa Tuhan tidak adil, di tambah appa meninggalkannku tanpa sebab dan aku harus bertangung jawab atas segala hutangnya. Mungkin saat itu, aku adalah orang yang paling menyedihkan di dunia ini!” Minho menghela napasnya panjang
“Beom.. percaya saja, kalau segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya!”
“……” Beom tersenyum pahit
“Tadinya aku tidak akan pergi kemakaman omma karna terlalu sedih, tapi setelah aku pikir-pikir kembali, aku memutus kan datang karna itu hari terakhir aku melihat omma!, kalau saat itu aku tidak datang, mungkin aku juga tidak akan pernah bertemu denganmu!”
“Heh..??” Beom mencoba menyelidik maksudnya
“Masih ingat kan hari pertama kita bertemu??” sambung Minho kemudian. Beom mengangguk
“Jadi… hari itu..?” Beom  mencoba bertanya tapi ucapannya terhenti karna melihat Minho mulai berkaca kaca
“Ye.. hari itu.. hari pemakaman omma! Aish.. sudahlah, aku tidak mau mengingatnya lagi!” Minho hendak berdiri tapi Beom menahan lengan nya. Beom mengaitkan tanganya ke lengan Minho dan menyandarkan kepalanya di bahu namja itu.
“Oppa.. kau adalah namja satu-satu nya yang baik padaku!” ucap Beom pelan
“Jeongmalyo..?”
“Ne.. mereka jahat padaku! cuma kau seorang yang baik!” tegas Beom
“Sebagai balasan kebaikanku, kau harus slalu bersamaku, OK?!” Minho mengalengkan tanganya ke pundak Beom. Beom mendongak lalu tersenyum manis
“Janji..?” Minho mengacungkan jari kelingking nya.
“Ye.. janji!” Beom menyambut jari kelingking Minho dengan jari kelingkingnya hingga kedua jari mereka saling mengait.
“Oppa, aku lapar! bisa kah kau buatkan nasi goreng seperti yang dulu?” pinta Beom
“OK! Tapi syarat nya kau harus mentraktirku makan malam di restoran! Deal..?”
“Heh.. bagaimana bisa, sepiring nasi goreng di setarakan dengan makanan restoran?!” protes Beom sambil manyun
“Yah.. itu seh terserah! pilihan ada di tangan mu!” Minho dengan evil smile nya.
“Cih.. PEMERASAN!”
“Hahahaha…” Minho tertawa penuh kemenangan lalu beranjak menuju dapur. Beom  mengambil kertas yang tadi di lipatnya sambil sekilas melirik kearah Minho kemudian menyimpan kertas itu di bawah kolong sofa.



*Continue

Seperti biasa Saran dan Kritinya Reader!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar