Rabu, 30 Maret 2011
Minggu, 27 Maret 2011
Kamis, 24 Maret 2011
Minggu, 20 Maret 2011
Lyric Shapphire Blue Sky By SS13 "ELF INDONESIA"
Remember ’bout the first time i knew you
Your voice, your dance, your laugh and your tears make me love you
Feel that i’m fly to the sky high
Fly to the Sapphire Blue Sky
And now i’m standing here under the rain
Screaming your name hope that you can hear me
We’re proud to be Everlasting Friends
Proud to love you
Proud to cry for you
And now the flashback is start on my mind
I can hear you voice of all 13 Miracle Boys
13eyond your imagination
Fly to the Sapphire Blue Sky
And now i’m standing here under the rain
Screaming your name hope that you can hear me
We’re proud to be Everlasting Friends
Proud to love you
Proud to cry for you
We don’t know how
We don’t know why
We can’t explain
Why did we love you
And now i’m standing here under the rain
Screaming your name hope that you can hear me
We’re proud to be Everlasting Friends
Proud to love you
Proud to cry for you
Proud to love you as Everlasting friends
Proud to love you now and forever more
Your voice, your dance, your laugh and your tears make me love you
Feel that i’m fly to the sky high
Fly to the Sapphire Blue Sky
And now i’m standing here under the rain
Screaming your name hope that you can hear me
We’re proud to be Everlasting Friends
Proud to love you
Proud to cry for you
And now the flashback is start on my mind
I can hear you voice of all 13 Miracle Boys
13eyond your imagination
Fly to the Sapphire Blue Sky
And now i’m standing here under the rain
Screaming your name hope that you can hear me
We’re proud to be Everlasting Friends
Proud to love you
Proud to cry for you
We don’t know how
We don’t know why
We can’t explain
Why did we love you
And now i’m standing here under the rain
Screaming your name hope that you can hear me
We’re proud to be Everlasting Friends
Proud to love you
Proud to cry for you
Proud to love you as Everlasting friends
Proud to love you now and forever more
Kamis, 17 Maret 2011
FF/HaeBin's Life/Geje plus Lebay/Donghae, HaeBin's/General/Oneshot_Maybe
Ni FF Cuma abal abalan, terinspirasi dari percakapan HaeBin’s aka Bini Donghae ckckc. Ff super GEJE dan pastinya bikin MUAK reader karna disini author NARSIS bin NAJIS BGT hahaha… berhubung ini ff lebay jadi penulisan serta bahasanya ASAL BGT!!
So NO BASHING!! Cekidot deh..
Author : Ulie Aya’aya Wae
Title : HaeBin’s Life
Genre : Geje
Cast:
Donghae
HaeBin’s :
Arya Kumala as Aya ( HaeBin ke 1 ) *Sesepuh
Hana Nurdiani as Hana ( HaeBin ke 2 ) * Sesepuh
Ulie Aya’aya Wae as Ulie ( HaeBin tercinta )
Lie Hae Daniar as Lie ( HaeBin Ter-Najis, eh maksudnya Ter-Narsis ckckc )
Annisa KyuniOnew Icha ( Cameo )
Cinta adalah anugrah yang yang diberikan Tuhan kepada semua orang. Donghae adalah salah satu orang yang sangat beruntung karna dicintai banyak wanita. Bagaimana tidak, dia telah mempunyai istri resmi dari KUA sebanyak tiga orang. Dia penganut poligami yang adil, walaupun terkadang istri-istrinya yang bernama Aya (istri pertama), Hana (istri ke-2) dan istri termuda Lie yang narsis-nya tujuh turunan selalu RECOK dengan ketentuan yang sudah ditetapkan Donghae untuk menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Mereka selalu ngeributin soal jatah BORENGHAE aka Bobo Bareng Donghae yang kadang PABALIUT (rumit) jadwalnya. Donghae sangat STRES dengan ketiga istrinya itu sampai disuatu saat Donghae dengan niat suci dan langkah yang mantap menggandeng seorang wanita yang cantik jelita bernama Ulie pergi kerumah yang sederhana tapi segala ada, yang tak lain adalah rumahnya sendiri. Donghae mengenalkan Ulie pada HaeBin’s sebagai istri resminya yang baru, sebenarnya mereka telah menikah 2 tahun yang lalu secara SIRI, itu dikarenakan status Ulie yang penganut POLIANDRI. Ulie hanya mencatat pernikahannya secara sipil sebagai istri Kibum seorang, walaupun dia juga mempunyai suami SIRI bernama Teuki yang tak lain dan tak bukan adalah selingkuhan dari HaeBin’s (OMG.. enaknya punya laki banyak ckckck). Hae telah mengetahui semuanya tentang Ulie, tidak ada sesuatu apapun yang dirahasiakan diantara mereka, bahkan akhir-akhir ini Ulie mengakui bahwa dia mempunyai selingkuhan setia yang bernama Henry. Donghae sangat memahaminya karna dia tahu Ulie sangat kesepian setelah ditinggal Kibum yang jadi relawan Tsunami di jepang dan Teuki yang sudah pisah ranjang. Gara-gara KEJUJURAN-nya itulah Hae sangat mencintai Ulie dibanding dengan HaeBin’s yang lain. (enaknya jadi author bisa muji diri sendiri ckckck)
“Selamat sore Angel’s..” sapa Donghae pada HaeBin’s yang sedang nongkrong-nongkrong ditaman belakang sambil mengurus jadwal PATEN tentang BORENGHAE. HaeBin’s terbelalak melihat wanita yang disamping Hae.
“Eh mas Hae kemana aja??” kata Aya sambil meletakan kertas yang dipegangnya
“Honey.. aku kesepian tanpa kamu!” lanjut Lie dengan manjanya lalu berdiri menggandeng tangan Hae sebelah kanan
“Aa Donghae, ini siapa??” Hana langsung bertanya wanita disebelah kiri Hae yang sedang tersenyum ramah, auranya terpancar sangat cantik membuat Donghae enggan melepaskan gandenganya
“Kenalin, ini Ulie! Salah satu ISTRIKU!” ucap Hae to the point
“APAA..??” Aya, Hana dan Lie melongo. Aya mengeluarkan keringat dingin karna lagi-lagi dia harus berbagi suami. Hana senang kegirangan karna dia pikir bakal berkurang segala penderitaanya mengurus pekerjaan rumah. Sementara Lie terus HOKCAI tak percaya sampai akhirnya mulutnya Hae paksa untuk mingkem.
“Yah sudahlah, kalian ngobrol-ngobrol dulu biar tambah akrab!” ucap Hae kemudian nyelonong pergi kekamar mandi. Lie langsung semangat ngebuntutin Hae tapi sesepuh langsung menjambak rambut Lie sampai langkahnya untuk melarikan diri terhenti.
“Hai.. saya Ulie..” sapa Ulie pada Haebin’s
“Saya Aya..” sapa istri pertama sambil menjabat tangan Ulie, terlihat keringat dingin makin mengucur deras di pelipisnya saking shock-nya
“Owh.. jadi ini toh istri yang slalu pasrah saat maen (?) itu?? Emh.. pamtesan si Bebz slalu mencariku untuk pelampiasan! Diriku emang paling HOT deh ckckck...” batin Ulie sambil tertawa geli
“Hallo.. aku Hana, senang mengenalmu!” sapa istri kedua dengan ramah
“Oh yah mulai besok kita bagi-bagi tugas yah?! Kamu yang belanja kepasar coz kita sesepuh udah kebagian nyuci baju dan jaga toko, sedangkan kalau Lie pagi-pagi kudu sekolah!” tambahnya dengan senyum yang sangat indah, deretan gigi putihnya memancarkan cahaya yang membuat Ulie silau sampai dia harus menghalau matanya dengan tangan.
“Ich.. siapa lagi yang mau jadi pembokat!” gumam Ulie sambil mendelik tajam pada Hana, tersungging senyuman yang indah di bibirnya yang seksi walaupun di hatinya tersenyum sinis.
“Gue Lie.. gue HaeBin’s yang paling cantik disini! Emh.. lo mah masih dibawah rata-ratalah!” sapa istri termuda Hae dengan angkuh dan dilanjut dengan pernyataan kenarsisannya yang GA PENTING. Ulie mencoba senyum karna sebelumnya dia sudah mengetahui karakter-karakter HaeBin’s dari Donghae
“Owh.. ini toh istri yang dikawinin gara-gara TERPAKSA itu?!” gumam Ulie dalam hati sambil mendelik Lie penuh ketidaksukaan. Hae pernah bercerita pada Ulie kalau dia menikahi gadis yang masih sekolah, hal itu terpaksa karena gadis itu telah berbadan dua. Hae mengakui telah menyetubuhi gadis itu, walaupun saat dia menyentuh tubuh gadis itu, pikiran Hae hanya tertaut pada istri tercintanya Ulie. Lie mengalami keguguran saat kehamilannya menginjak 5 bulan dikarenakan dia terjatuh dari Vespa kesayanganya saat menuju sekolah *wkwkwk.. makanya Lie jangan BANGGA jadi bini muda, sebenernya bini muda itu AIB wkwkwk*
Hampir 2 jam HaeBin’s yang sekarang Ulie termasuk di dalamnya mendiskusikan tentang BORENGHAE dan tercetuslah jadwal yang sudah di cap jempol oleh Donghae.
Jadwal BORENGHAE HaeBin’s sebagai berikut :
Malam senin dan malam kamis jadwalnya Aya
Malam rabu dan malam sabtu jadwalnya Hana
Malam selasa dan malam jumat jadwalnya Ulie *sunah Rosul*
Malam minggu jadwalnya Lie *dikasih jatah satu malam coz dia masih sekolah plus slalu TEPAR (?) duluan ckckckc..*
Ketentuan- ketentuan lainnya mengenai pekerjaan sudah disusun dengan seadil-adilnya :
Aya bertugas menjaga toko. Dia adalah penghasil uang sekaligus pengurus uang yang baik, jadi untuk keperluan rumah tangga tinggal minta sama Aya saja.
Hana bertugas mencuci baju dan piring kotor. Dia dikenal cekatan dalam urusan cuci mencuci dan karena kelihaiannya itulah Hana mendapat gelar Mrs. GINCLONG
Ulie bertugas memasak dan belanja bahan-bahan masakannya sendiri. Masakannya sangat enak dan slalu mendapat pujian dari suami tercintanya Donghae dan hal itu selalu membuat HaeBin’s cemberut karena merasa iri. Sementara istri termuda yang katanya cantik itu kabagian tugas yang sangat gampang, menyapu dan menyiram tanaman yang slalu dikerjakannya sebelum berangkat dan sesudah pulang sekolah.
Jumat pagi hari
Kesibukan sudah terlihat mulai dari jam 05:30 AM, Hana sedang sibuk mencuci baju diiringi lagu Bonamana – Super Junior.
ttanttaranttan, ttanttaranttan, ttanttaranttan, ttadattarappa.
ttanttaranttan, ttanttaranttan, ttanttaranttan, ttadattarappa
neon alkkamalkka alkkamalkka neomu yeppeun mi
nal michyeotdago malhaedo nan niga jota miina
nuga jeonhaejwo My baby, to my baby naega yeogi itdago mallya.
gidarinda mallya (Baby, you turn it up now)
neon alkkamalkka alkkamalkka neomu yeppeun mi
nal michyeotdago malhaedo nan niga jota miina
nuga jeonhaejwo My baby, to my baby naega yeogi itdago mallya.
gidarinda mallya (Baby, you turn it up now)
Hana mencuci dengan posisi cingogo aka jongkok, mulut serta gerakan tubuhnya mengikuti irama bonamana sampai-sampai pantatnya terlihat ampul-ampulan (?). Hana sangat bersemangat menikmati pekerjaannya, sangat semangat walaupun dia harus mencuci baju kotor semua orang. Itu semua sebagai bakti cinta kepada suaminya Donghae. Sementara diluar kamar mandi Lie dengan setia menunggu Hana untuk keluar. Lie berdiri dengan wajah yang ambruradul, matanya terlihat masih ngantuk, sesekali dia juga menguap dan mengucek matanya sampai melek, belekan plus ileran lagi, membuat hawa napasnya BAU tujuh turunan.
Ditempat yang berbeda Aya sedang sibuk membersihkan toko, dilapnya debu-debu yang menempel dikaca lase.
“Bismillahi Rohmani Rohim..” ucapnya ketika membuka gerbang toko. Senyuman manis terkembang dibibirnya yang tebal disaat ada pelanggan yang datang, tak lupa dia juga mencari tahu tentang gosip yang sedang HOT di kampung itu.
“Eh.. jeng Nisa, gimana kabarnya??” sapa Aya dengan manis. Pembeli yang lebih sering dipanggil Cha itu hanya tersenyum menanggapi sapaan Aya.
“Eh.. jeng, turut berduka cita yah atas meninggalnya suamimu, Kyu?!” tambah Aya dengan muka so sedih
“Kapan neh menikah lagi? Masa mau jadi janda seumur hidup?!” lanjutnya sambil mendelik sinis kearah Cha dan mengangkat satu alisnya
“Anjrit! Ngebacot mulu neh si kupret!” gumam Cha dalam hati, dia mencoba sabar padahal hatinya greget banget pengen nimpuk Aya pake batu kiloan yang ada didepannya.
“Ah mbak, kalau ada jodoh pasti saya menikah lagi. Sekarang lagi nunggu pacar saya minta izin sama…??”
“HAH.. hubungan jeng Nisa tidak disetujui oleh orang tua tuh cowo??” Aya langsung ngerobot ngomong saking antusiasnya. Cha dengan terpaksa tidak melanjutkan omongannya karna Aya terus melontarkan pertanyaan-pertanyaan padanya. Kemudian Cha langsung pergi saking ENEKnya sama Aya.
“Yeeehhhh.. kalo ga mau beli ngapain kesini?!” gerutu Aya saat melihat Cha nyelonong pergi tanpa membeli apapun dari tokonya. Aya melanjutkan kembali aktivitasnya yang tadi sebelum Cha datang, dia menghitung penghasilan tokonya dan mencatatnya dalam buku laporan untuk diperlihatkan pada Donghae.
07:00 AM
Lie sudah duduk manis dimeja makan, wajahnya cemberut karena belum ada apa-apa yang tersaji.
“Ulliiieeee… mana sarapannya? Lambret banget seh!!” Lie teriak-teriak kearah dapur tanpa mengecex ada tidaknya orang yang dia panggil. AyNa (Aya dan Hana) langsung menghampiri Lie karena teriakannya memekakan telinga mereka, lalu duduk juga menunggu sarapan. Sementara Ulie yang bertugas memasak baru keluar dari kamar mandi bersama Donghae, rambut mereka berdua terlihat basah, mereka habis bersuci setelah malamnya melakukan sunah Rosul. Aya, Hana, Lie langsung cemberut melihatnya, pandangan sinis langsung tertuju pada Ulie yang sedang tersenyum bahagia. Ulie menghampiri mereka dan terkekeh malu karena tugasnya memasak belum sempat dilakukannya
“Maaf semuanya, saya telat bangun! Jadi, hari ini tidak ada sarapan” kata Ulie sambil tersenyum manis
“Pagi Mas.. Aa..” sapa Aya dan Hana pada Hae secara bebarengan. Hae menyunggingkan senyuman mautnya pada HaeBin’s lalu menguecup kening mereka satu-satu
“Beuuhh.. tau gitu ga kan nunggu lama! Tuh kan jadi telat kesekolah!!” gumam Lie dengan bibir yang monyong
“Honey.. ayo kita berangkat! Kita sarapan disekolahku saja!!” Lie langsung menarik Hae untuk mengantarkannya ke sekolah.
“Bye.. bye.. Bebz..” Ulie melambai-lambaikan tangannya
“Dadaaahhh…” AyNa pun ikutan ga mau kalah. Hae pun membalas dengan melayangkan Kissbye kerah mereka. Ciuman berbentuk eceng yang hanya ilusi bagi orang lain, tapi tampak terlihat nyata oleh mereka.
HAP!!
Ulie langsung menangkapnya.
“Horeeee.. saya dapat!” Ulie loncat-loncat kegirangan dan tersenyum puas sementara Aya dan Hana hanya mengusap-ngusap dadanya menerima kekalahan
“Belanja ah..” cetetuk Ulie seolah menyindir Aya yang sedang melamun untuk memberinya uang.
“Nih!” Aya menyerahkan duit 20ribu untuk jatah hari ini
“Heh.. ga salah segini??” Ulie mengacungkan duit 20rb itu
“Yah cukup-cukupin dong! Itu kan urusanmu!” ketus Aya sambil nyelonong ketoko meninggalkan Ulie dan Hana
“KOPET!!” pekik Ulie sambil mengarahkan pandanganya kearah Aya sementara Hana hanya menunduk lesu melihat perang dingin diantara mereka.
08:00 AM
Sepulang dari pasar Ulie ngedumel karena kakinya terperosok kedalam got, sementara jari telunjuknya juga terluka akibat dijepit kepiting yang dibelinya. Dia langsung mencari Hae untuk mengadu tapi Ulie malah mendapati Hae sedang muntah-muntah dikamar mandi.
“Bebz.. kamu kenapa??” tanya Ulie dengan tatapan penuh khawatir. Donghae tidak bisa berkata apa-apa karena rasa mual yang dideritanya. Ulie langsung membawa Hae keluar dan langsung menyetop taksi untuk pergi. Saat akan naik taksi UHae (Ulie dan Hae) berpas pasan dengan Lie
“Honey.. mau kemana??” tanya Lie pada Hae
“KABUR!!” jawab Ulie menggantikan karna Hae tampak lemas, kemudian menyuruh supir taksi untuk melajukan mobilnya
“WOOOUUUYYYY….” Teriak Lie
“SESEPUUUUHHHHH….” Teriaknya lagi dan berhasil membuat Aya dan Hana keluar dari sarangnya (?)
“Ada apa..??” tanya AyNa bareng
“Itu.. itu.. Ulie bawa Hae kabur!!” jawab Lie dengan terbata-bata sambil menunjuk taksi yang sudah pergi jauh
“OH NOOOO…” jerit AyNa. Lie dengan sigap langsung mengeluarkan Vespa kesayanganya untuk mengejar
HAP!
Tiba-tiba Aya dan Hana langsung nemplok di jok belakang sambil berteriak “TARRRIIIKKK MAAANNNGGG!”
Gujes.. Gujes.. Breemmm.. Breemmm… Ngeeeeennngggg...
HaeBin’s langsung mengejar taksi itu, Lie melajukan Vespanya dengan kecepatan 200km/jam, angin yang menerpa tidak menyurutkan Lie untuk melajukannya lebih cepat. Sementara Aya dan Hana yang duduk di belakang tampak shock, kepala mereka yang tidak memakai helm membuat angin dengan licik menerpa wajah mereka sampai-sampai bibir mereka menjadi dower, ramputpun sudah ambruradul seperti aromanis, mata jadi belekan gara-gara kemasukan debu, telingapun mengeluarkan cairan bau akibat ngeHANG LOL wkwkwkw *lebay
CEKIITTT!!
Vespa Lie berhasil menyelip taksi yang ditumpangi Uhae. Lie langsung mendekati taksi itu lalu menggedor-gedor kaca pintunya. Sementara Aya dan Hana berjalan sempoyongan karna mabuk akibat dibawa kekebutan.
Ngiiuuunnnggg.. Ngiiuuunnnggg.. Ngiiuuunnnggg..
Tiba-tiba mobil polisi menghampri HaeBin’s
“Pak polisi tangkap! Dia menculik suami kita!” kata Lie pada polisi sambil menunjuk Ulie. Polisi itu menatap HaeBin’s secara bergantian dan terakhir menatap Ulie seolah meminta penjelasan
“Apa bisa disebut penculik? Disaat seorang istri membawa suaminya untuk berobat?!” Ulie balik menatap polisi itu dengan sinis dan melontarkan pertanyaan yang akhirnya membuat polisi itu kikuk
“Honey.. kamu kenapa??” tanya Lie ketika melihat Hae terkapar lemah didalam taksi
“Ini karenamu BODOH!” maki Ulie sambil melotot
“Aku..??” Lie menunjuk dirinya sendiri
“Iya.. karna bubur yang kau beli disekolahmu!! Buburnya beracun! Apa kau tidak merasa mual setelah memakan bubur itu?” jelas Ulie yang langsung dilanjutkan dengan sebuah pertanyaan
“Aku tidak jadi memakannya coz keburu masuk kelas!!” jawab Lie dengan wajah yang ditundukan karna merasa bersalah, sementara pak polisi hanya cengo melihat kerumitan diantara mereka
“Itu istrinya.. itu juga.. terus mereka ini juga..?!” gumam pak polisi sambil memperhatikan HaeBin’s satu
“Sebenarnya saya disini untuk apa seh??” tiba-tiba pertanyaan bodoh keluar dari mulut polisi itu
GUBRAG!
HaeBin’s melongo mendengarnya
“Bapak mending NYEMPLUNG aja deh kesungai daripada ngurusin rumah tangga orang!” celetuk Aya setelah diam membisu dari tadi
“Oh, iya.. yah.. saya kan kesini untuk BUNUH DIRI!!” tanpa ancang-ancang polisi itu langsung terjun kecitarum
PLUNG!!
“Innalilahi wainalilahi rojiun..” HaeBin’s berduka
04:00 PM
HaeBin’s berkumpul dikamar pribadi Hae. Dia masih terkulai lemas karena tiap makanan yang masuk selalu dimuntahkan lagi. Dokter Rumah Sakit menyarankan supaya Hae jangan sembarangan jajan. Itu karena tubuh Hae sangat rentan terkena toksin-toksin jahat yang bisa langsung berefek pada tubuhnya. Benar perkiraan Ulie sebelumnya, bahwa Hae keracunan bubur yang dibelinya dari sekolah Lie tadi pagi.
“Hikz.. hikz..” Lie terisak karna merasa bersalah. Hana memijat-mijat kaki Hae, sementara Aya sedang mencatat pengeluaran uang yang tadi dipake berobat
“Kayanya bulan depan kudu ngirit neh!” gumam Aya setelah mengetahui pengeluaran bulan sekarang melebihi jatah yang ditentukan.
“Hoho.. gara-gara anak itu tuh!” sambung Ulie sambil mendelik kearah Lie
“Sudah.. sudah.. bukannya Lie juga tidak tahu apa-apa!” kata Hana mencoba menjadi penengah
“Gara-gara kamu juga! Suruh siapa kga buat sarapan!” sentak Lie tak mau kalah
“Gara-gara si Bebz donk mintanya (?) subuh-subuh!” batin Ulie
“DIAAAMMMM.. kalian BERISIK!!” Teriak Hae dengan keadaan yang masih lemas. Teriakannya berhasil membuat HaeBin’s mematung saking SOAKnya, baru kali ini HaeBin’s mendengar Hae meninggikan suaranya
“Bisa ga seh kalian akur??” lanjut Hae sambil melirik kearah HaeBin’s satu-satu
“Aa sabar.. Aa pan lagi sakit!” Hana mencoba menenangkan Hae
“Iya.. mending Mas Hae tidur aja!” sambung Aya sambil menyelimuti Hae
“CAPER!” delik Lie pada Aya dan Hana. Sementara Ulie langsung beranjak kekasur untuk tidur menemani Hae
“Eiitttzzz…” Lie, Aya dan Hana langsung mencegah Ulie tapi Ulie berontak dan keukeuh ingin mendampingi Hae
Pletak!
Lie nimpuk Ulie pake minuman kaleng, Ulie menjadi pusing dan secara otomatis tenaganya pun berkurang. Kemudian dengan sigap Aya, Hana dan Lie langsung menyeret Ulie ke luar kamar
05:00 PM
HaeBin’s sedang mengobrol diruang tengah, walaupun mereka sering bertengkar, tapi bisa dengan mudah akur lagi.
“Aduuh.. sakit MONYONG!” keluh Ulie sambil mendelik kearah Lie yang telah membuat jidatnya benjol
“Ckckck.. abis dirimu CEGOS seh jadi orang! Bukannya masak malah mau tidur ama si honey” ucap Lie sambil terkekeh
“Btw.. kenapa tadi Lie pulang sekolahnya cepet bangeut??” Hana angkat bicara
“Bolos yah? Belajar yang bener ah, pan sayang udah bayar sekolah mahal!” sambung Aya
“Kaga ko sesepuh!”
“Teruss??” tanya Ulie meminta penjelasan
“Tadi sebenernya libur coz kelasnya dipake kelas XII UAS!”
“Heh.. emang ga dikasih tahu??” Aya mengeritkan keningnya
“Katanya seh dikasih tahu, Cuma pas pengumuman aku nya lagi di toilet!” jelas Lie *Gubrag!
TING.. TONG..
Sedang asik-asiknya bercanda tiba-tiba HaeBin’s terganggu oleh suara bel. Lie langsung bergegas membuka pintu
“Abang Donghae nya ada??” tanya tamu wanita itu
“Mbak siapa yah??” Lie balik bertanya
“Panggil aja deh si abangnya! Dia pasti mengenali saya!” jelas wanita itu
Berhubung Lie lama bangeut kembali jadi Aya, Hana dan Ulie menghampiri Lie
“Ada siapa??” tanya Aya diikuti oleh Hana dan Ulie. HaeBin’s mendongak kearah wanita itu.
“Ini si mbak, mau ketemu ama Hae!” jelas Lie
“Emang ada perlu apa yah??’ tanya Hana dengan ramah
“Emh.. saya mau minta pertanggung jawabannya!” jawab wanita itu
“Maksudnya??” sambung Ulie
“Saya mau minta abang Hae menikahi saya!!” ucap wanita itu dengan gagap
“APAAAA??” HaeBin’s shock
“Kalau nambah istri lagi, pengeluaran makin banyak neh!” pikit Aya
“Aduuh.. nasib.. nasib!! Cucian nambah lagi!” keluh Hana dalam hati
“Ajrit! Bisa-bisa jatah BORENGHAE berkurang lagi!” pikir Ulie dan Lie. HaeBin’s saling melirik satu sama lain lalu tersenyum licik. Kemudian mereka sama-sama mengangguk sebagai persetujuan.
BUGK.. PLETAK.. TRENG.. PLAK.. PLAK.. PLAK..
Seketika wanita itu TEPAR. Sementara HaeBin’s tertawa PUAS
Hahahahahaha….
End or Continue?? Molayo.. tergantung HaeBin’s merespon ckckck…
Sabtu, 12 Maret 2011
FF/My Inspiration/Friendship,Romance/Henry Lau, KimKibum/Part 1
Author : Ulie Aya’aya Wae
Title : My Inspiration
Genre : Friendship, Romance
Cast :
Henry Lau
Kim Kibum
Park LieBeom
Park JungSoo aka Teuki ( Ayah Beom)
Bunda Sandra ( Cameo)
Desa Hahoe di Andong merupakan pedesaan kecil di wilayah tenggara Seoul. Desa tersebut diimpit pegunungan-pegunungan yang menjulang tinggi, hamparan sawah yang hijau dan perairan yang jernih. Disana berdiri panti asuhan kecil yang disebut taman surga, yup.. begitulah anak-anak disana menyebutnya. Mereka mendapat ketenangan, kedamaian dan arena bermain yang sangat indah layaknya surga. Tata desa Hahoe sangat terjaga lingkungannya, sangat bersih dan bebas dari polusi, ada taman bunga yang indah, sungai yang jernih dan pohon-pohon yang berbuah lebat.
Anak-anak yang tinggal di panti asuhan taman surga adalah anak yatim piatu yang dari balita sudah di tinggal orangtua-nya. Hampir ada 30 anak yang tinggal disana, sekarang mereka sudah berumur antara 5 tahun sampai 8 tahunan. Mereka sudah seperti keluarga, semuanya saling melengkapi dan harus menjaga satu sama lain seperti yang slalu dikatakan oleh bunda Sandra, pemilik sekaligus pengurus panti.
Hari yang sangat cerah, anak-anak sedang sibuk bermain dihalaman panti. Beberapa anak sedang asik bermain petak umpet dan menyembunyikan diri di tempat-tempat yang tidak terlihat sedangkan dua anak yang di juluki couple chubby sedang serius dengan adegan pernikahan yang sedang dimainkannya
“Would you marry me??” tanya si anak laki-laki sambil menyodorkan cincin hitam yang terbuat dari karet. Si anak perempuan tersipu-sipu malu dan hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian si anak laki-laki yang biasa dipanggil Mochi itu pun menyematkan cincinnya di jari manis si anak perempuan yang sering diejeknya dengan sebutan bakpau. Merka adalah sepasang anak yang sangat akrab, mereka slalu bermain layaknya orang dewasa, berbeda dengan kebiasaan bermain anak kecil pada umumnya.
“Oppa, mana hadiahnya??” pinta sianak perempuan itu
“Heh..? bukannya kalau orang dewasa menikah hanya dikasih cincin saja??” jawab Mochi dengan polosnya
“Aniyo Oppa, masih ada bulan madu dan hadiah-hadiah yang lainnya yang biasa diberikan saat orang dewasa menikah!”
“Owh…” Mochi membulatkan mulutnya membentuk hurup O
“Tapi Beom, aku tidak punya apa-apa lagi selain cincin itu!” tambahnya sambil menunjuk cincin karet yang sudah tersemat di jari sahabatnya itu.
“Gwenchana.. sekarang kita bulan madu dengan jalan-jalan disana!” telunjuk Beom mengarah pada taman bunga yang bersebelahan dengan tempatnya bermain sekarang.
“Kajja!” ajak Mochi sambil menyodorkan tanganya yang langsung disambut oleh tangan Beom, kemudian merekapun berjalan sambil bergandengan tangan
“Tunggu! Beom, kita lewat sini saja!” Mochi terheti ditengah perjalanan-nya lalu mengajak Beom untuk melewati jalan pintas.
“Eh..? lewat pagar??” tanya Beom untuk memastikan
“Yup! Kalau lewat pintu masuk, kita harus jalan memutar kesana! Terlalu jauh, jadi mending kita loncati pagar ini saja!” Mochi menatap Beom dan mengangkat satu alisnya seolah meminta persetujuan.
“Gwenchana??” tanya Beom khawatir ketika melihat pagar besi penghalang itu lebih tinggi dari tubuhnya dan terlihat tajam dibagian atasnya.
“Gwenchana, kau lihat caraku yah?!” kedua tangan Mochi memegang pagar yang setinggi orang dewasa itu, kakinya mulai menginjak sela-sela pagar terus mengangkat tubuhnya hingga naik, kemudian melangkahkan kaki kanan-nya secara hati-hati, setelah kaki kanannya berhasil bertumpu disela pagar bagian dalam taman, kaki kirinya baru dilangkahkan hingga sejajar dengan kaki kanannya
HAP!!
Mochi meloncat hingga sekarang dia sudah berhasil berada di dalam taman
“Pali! Sebelum ada orang yang melihat!” seru Mochi sambil memberi keyakinan pada Beom. Beom sejenak terdiam, pikiranya dipenuhi dengan ketidakyakinan dan perasaan was-was pada hatinya
“Ayo.. kamu pasti bisa!” tambah Mochi memberi semangat. Beom mulai memegangi pagar dengan kedua tangannya, kemudian kaki kirinya menginjak pijakan disela-sela pagar itu lalu menurunkan kembali kakinya karna ragu. Beberapa kali Beom hanya mengulangnya seperti itu tanpa menganggkat tubuhnya, ada perasaan tidak mampu dan takut yang menyelimuti hatinya, tapi Mochi berhasil memberinya pengarahan sehingga Beom berusaha kembali untuk mencobanya. Beom sekarang sudah berdiri disela-sela pagar, kaki kanannya mulai dilangkahkan melewati ujung pagar yang runcing, sangat pelan dan hati-hati sampai akhirnya kaki kanannya berhasil berpijak disela pagar bagian dalam taman, sekarang tinggal kaki kirinya yang dilangkahkan, tubuhnya pun ikut dimiringkan supaya berhasil melewati pagar tesebut, sangat pelan.. tapi secara tidak terduga kaki kanannya terpeleset
BLESS!
Beom terjatuh hingga kedua matanya tertusuk ujung pagar yang runcing
“ANDWEEE!!” teriak Mochi yang menyaksikan kejadian tersebut
“AWWWW…” Beom histeris dan menutupi kedua matanya yang mengalirkan banyak darah, seketika orang-orang yang mendengar teriakan mereka langsung menuju sumber suara. Mochi terlihat tampak shock, dia hanya terpaku melihat Beom berlumuran darah tanpa bisa berbuat apa-apa, sementara Beom terus menjerit dan meluapkan kesakitannya dengan menangis. Beberapa menit kemudian orang-orang berhamburan menghampiri mereka dan langsung membawa Beom ke rumah sakit.
**
Setelah kepulangannya dari Rumah sakit seminggu yang lalu Beom hanya mengurung diri di kamar, bahkan Mochi sahabatnya pun tidak bisa membujuknya untuk bermain. Ada penyesalan yang menyelimuti hati Mochi sekarang, rasa bersalah yang tidak pernah bisa dimaafkan. Seandainya waktu itu dia tidak memaksa Beom melewati pagar, mungkin kecelakaan itu tidak akan terjadi. Kecelakaan yang terlah merenggut mata Beom dan membuat seisi dunianya menjadi gelap gulita
“Apa dia sekarang membenciku??” gumam Mochi ketika dia tidak berhasil masuk ke kamar Beom. Suara pintu yang dari tadi dia ketuk tidak mendapat respon sedikitpun dari sahabatnya itu. Kenyataan yang terlalu pahit bagi anak berumur 7 tahun itu, dengan sekejap dunianya menjadi gelap gulita disaat dia bersemangat menjelajahi keindahan dunia ini dengan hobi barunya menggambar. Beom hanya diam dan mengacuhkan panggilan Mochi yang dari tadi memekakan gendrang telinganya
“Ottoke??” tanya bunda Sandra yang sekarang sudah berdiri disampingnya. Mochi hanya menggelengkan kepalanya sebagai tanda bahwa dia tidak berhasil membujuk Beom untuk keluar
dari kamarnya
TOK.. TOK.. TOK..
“Beom-ah!” panggil bunda Sandra sambil mengetuk pintu kamar
“Beom-ah, cepat keluarlah.. bunda punya kabar baik untukmu! Kamu akan bisa melihat lagi!” bujuk bunda Sandra kemudian
Kreekk!
Pintu itu terbuka dari dalam, terlihat Beom meraba-raba daun pintu dengan wajah yang sumbringah walaupun masih tersirat guratan tangisan dari matanya yang sembab
“Jeongmal..?” tanya Beom sambil mengusap sisa air mata yang mengalir dipipinya
“Ne.. chukae!” bunda Sandra langsung memeluknya setelah memberi ucapan selamat pada Beom
Mochi POV
Hari ini panti kami dikunjungi pria berjas dari Seoul, beliau adalah dermawan yang dua hari lalu menyumbangkan perlengkapan belajar untuk panti kami. Aku melihat bunda Sandra terlibat obrolan serius dengan tamu yang diketahui bernama Park JungSoo, tapi lebih dikenal dengan panggilan Paman Teuki. Beliau merasa prihatin terhadap keadaan Beom, paman Teuki berjanji akan membawa Beom keluar negri untuk dioperasi sekaligus mengangkatnya sebagai anak. Kabar yang sangat bagus, itu berarti Beom bisa melihat lagi tapi kabar itu malah membuatku takut.. takut tidak bisa bertemu lagi denganya.
END POV
Sore hari yang cerah, tapi raut wajah anak-anak panti tidak secerah itu. Beberapa anak bahkan ada yang menangis mengantarkan kepergian Beom, rasa haru serta rasa kehilangan sangat tergambar jelas di wajah bunda Sandra yang sudah mengasuh Beom dari balita. Anak-anak panti sudah menjadi bagian dari keluarganya, bunda sangat menyanyangi mereka dan akan slalu memberikan yang terbaik untuk kehidupan mereka kelak. Yup.. inilah alasan bunda Sandra merelakan Beom diadopsi, selain untuk kesembuhan matanya juga untuk kehidupan yang lebih baik anak asuhnya
“Jaga diri baik-baik yah.. jangan nakal.. harus jadi anak penurut.. dan jangan pernah lupakan kami disini” pesan bunda Sandra pada Beom yang diikuti dengan pelukan teman-temannya sebagai tanda perpisahan. Sementara ditempat yang berbeda Mochi sedang duduk bersama paman Teuki
“Ajhussi, apa anda orang baik??” tanya anak berumur 8 tahun itu dengan polosnya. Teuki hanya terkekeh mendengarnya
“Jadi, kau mengajak paman kesini hanya untuk menanyakan itu??” selidik Teuki sambil tersenyum manis
“Aniyo.. aku hanya ingin memastikan kalau Beom mempunyai appa yang baik!” celoteh Mochi
“Ajhussi, apa benar setelah Beom pergi bersama anda, dia akan bisa melihat lagi?” tambahnya dengan suara yang lirih, ada kekhawatiran dan keraguan yang terlihat diwajahnya. Teuki membelai rambut Mochi dan mencoba memberi penjelasan padanya.
“Emh.. matanya sudah rusak, jadi kita harus mendapatkan mata pengganti, setelah itu baru dioperasi! Kita harus menunggu untuk itu!”
“Kalau tidak ada pendonor berarti Beom tidak bisa…?!” tiba-tiba air mata Mochi mengalir di pipi chubby nya yang putih, Teuki membelai rambut anak itu kemudian memeluknya
“Pasti ada!” tegas Teuki sambil mengusap pelan punggung Mochi
“Aku ingin sesegera mungkin melihatnya sembuh! Jadi biarkan aku membantunya ahjussi! Jebal..” Mochi mendongak lalu menghapus air matanya dan berusaha tersenyum
Teuki POV
“MWO..??” aku tersentak mendengar apa yang telah dikatakan anak laki-laki itu.
“Ne.. ahjussi! aku akan mendonorkan mataku untuk Beom!” tegasnya
“Hajiman..” aku mencoba memberinya pengertian untuk sabar menunggu
“Kalau Beom tidak segera melihat maka aku akan terus merasa bersalah! Beom buta karena salahku ahjussi, jadi biarkan aku menolongnya! Jebal..” tambahnya yang membuatku merasa terharu.
Aku berjanji akan membantu segala keperluannya.
END POV
Beom POV
Hari ini aku akan meninggalkan panti untuk selamanya, tempat yang indah dan penuh kenangan ini pasti akan sangat kurindukan. Kegelapan dunia ini pasti akan segera kulihat lagi keindahanya, aku sangat optimis akan bias melihat lagi dan kelak akan kugambarkan keindahan desa ini lewat karya lukisku. Teman-temanku menangis mengantarkan kepergianku.
“Jangan lupakan kami disini!” ucap bunda Sandra yang membuatku menangis lirih, pelukannya bagaikan dekapan seorang ibu yang tidak pernah aku rasakan sebelumya. Kurasakan pelukan-pelukan yang lain bergantian mendekapku
“Kamu pasti bisa melihat lagi! Cayyo..!” ucapan teman-teman membuatku terharu, aku bisa mengenali suara mereka yang mengantar kepergianku tapi aku tidak mendengar suaranya, apa mungkin dia tidak berada disini untuk mengucapkan selamat tinggal??
“Apa mungkin dia tidak ingin melihatku pergi??” pikirku disaat tersadar bahwa Mochi tidak ada untuk melepas kepergianku
Kurasakan pintu mobil terbuka dan kudengar suara paman Teuki, maksudku appa angkatku menyuruh sopir untuk berangkat. Kemudian kurasakan mobilpun melaju meninggalkan panti.
“Selamat tinggal Mochi.. semoga suatu hari, kita bisa bertemu lagi!” gumamku yang tanpa terasa air mataku pun ikut mengalir
END POV
15 tahun kemudian
“SEOUL I’AM COMEBACK!” jerit seorang yeoja saat baru tiba di Icheon airport, dia langsung mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi seseorang.
“Oppa.. aku sudah sampai, kau ada dimana??” tanyanya sambil celingak-celinguk memperhatikan sekitar, tak lama kemudian dia melambaikan tangan-nya pada namja yang sangat cute yang berada jauh didepannya, lalu menghampirinya dan memeluknya seraya melepaskan rindu setelah satu tahun berpisah.
“Bogoshipo Beom..” ucap namja itu lalu mengecup keningnya
“Na do bogoshipo..” balas Beom dengan senyuman manisnya. Merekapun langsung menuju mobil namja cute itu yang bernama Kim Kibum. Dia adalah anak tunggal pemilik SM Entertainment sekaligus Direktur di perusahaan tersebut. Mereka sudah berpacaran selama 2 tahun dan setahun kebelakang mereka harus berpisah karna Beom kuliah di Paris untuk mendalami seni lukisnya.
Kibum langsung melajukan mobil silvernya menuju rumah Beom, ditengah perjalanan Kibum berhenti didepan lobi SME
“Tunggu yah, ada sesuatu yang harus aku ambil!” ujarnya pada Beom dan langsung bergegas keluar mobil. Beom mengarahkan pandangannya mengikuti langkah kemana Kibum pergi, dilihatnya namja itu masuk ke lobi sampai akhirnya pintu itu pun tertutup dengan sendirinya. Tak lama kemudian terdengar gemuruh sorak-sorai orang-orang yang entah darimana asalnya.
“Henry.. Henry.. Henry..” sorak sorai itu semakin keras diiringi dengan banyaknya orang yang keluar dari lobi SME, beberapa orang berbadan besar mengimpit namja berkulit putih dan berpipi chubby itu seolah menjaganya dari desakan orang-orang yang membawa kamera. Para reporter dengan sigap terus membuntuti namja itu untuk mewawancarainya. Disisi lain para fans makin bertambah banyak dan mengerubuni namja itu layaknya gula.
“Henry.. Henry.. Henry..”
“Artis barukah??” gumam Beom sambil terus mengarahkan pandangannya pada namja berjas putih dan berkaca mata hitam itu, dilihatnya dengan teliti dan terus memandanginya tanpa henti.
DEG!
Tiba-tiba hati Beom bergetar terus berganti menjadi rasa sakit di ulu hatinya, napasnya susah di kontrol dan mengeluarkan keringat dingin
“Hah.. aahhh.. aahhh…” napasnya terasa berat hingga menyesakkan dadanya. Tangannya mengusap dadanya dengan perlahan
Bruukk!!
Terdengar pintu mobil tertutup, tanpa disadari Beom kini Kibum sudah duduk didepan kemudi
“Gwenchana..?” tanyanya dengan tatapan khawatir, diusapnya keringat yang ada didahi Beom lalu memberinya air minum
“Ne.. gwencana” Beom mengambil air mineral itu lalu meminumnya, dengan seketika keadaanya mulai membaik
“Nuguya..?” tanya Beom dengan napas yang masih agak berat, ekor matanya mengarah pada namja yang berada diluar lobi SME
“Henry Lau!” Kibum membalasnya dengan singkat
“Sangat tenarkah? Sampai-sampai banyak sekali bodyguard-nya??” Beom tak henti-hentinya memandang namja itu. Kibum mendongak dan mendelik rasa penasaran Beom yang tidak seperti biasanya
“Dia buta! Jadi banyak bodyguard yang mendampinginya!” tambah Kibum yang membuat Beom tersentak mendengarnya
“Mwo??” Beom menatap tak percaya
Kibum menyunggingkan sedikit senyumannya lalu mengacak poni yoeja disampingnya itu
“Apa kita bisa pergi sekarang??” ujar Kibum yang merasa perjalanannya tertunda oleh pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan Beom.
“Hehehe…” Beom hanya terkekeh dan mengangguk sebagai jawaban
Kibum melajukan kembali mobilnya meninggalkan SME sementara Beom masih melihat namja bernama Henry itu lewat kaca spion sampai akhirnya hilang dari pandangan matanya.
“Makanlah, setelah itu minum obat! Kau terlihat kurang baik!” Kibum menyodorkan bungkusan berisi makanan yang tadi dibelinya. Beom mendongak dan menatap nanar, dia merasa terharu dengan perhatian kecil yang diberikan Kibum terhadapnya
“Gomawo!” ucapnya lalu diambilnya roti isi berwarna putih dalam bungkusan itu
“Bakpau!!” pekik Beom lalu tersenyum renyah
“Wae??” Kibum menatap heran
“Ani hehe…” Beom kembali terkekeh
“Oppa.. apa pipiku seperti bakpau??” tambahnya sambil menempelkan bakpau itu dipipi sebelah kanannya
“Emh…” Kibum menyipitkan matanya mencoba menyelidik
“Yang pasti bakpau yang sebelah sini tampak terlihat lebih manis!” tambahnya yang langsung mendekatkan wajahnya kearah Beom, kemudian mencium pipi kirinya
CUP!
Beom hanya tersenyum mendapat perlakuan romantis dari namja chingu-nya itu. Kemudian memakan bakpau itu sambil sesekali menyuapi namja disampingnya itu yang telah membuatnya jatuh cinta
Beom POV
Aku melihat seorang namja keluar dari lobi SME dengan pengawalan yang ketat dari bodyguard-bodyguard-nya, dia sepernya artis baru yang sangat terkenal. Aku terus memandanginya, ada rasa penasaran yang sangat besar dan rasa ketertarikan yang entah kerena apa. Mataku tak henti-henti-nya melihat gerak-gerik-nya, sorak sorai fans yang bergemuruh seolah hanya angin yang tak mampu membuyarkan pandanganku terhadapnya.
DEG!
Aku merasakan sakit diulu hatiku, pandanganku tiba-tiba buyar oleh bayangan kecelakaan yang pernah membutakan mataku. Kejadian yang hampir terlupakan kembali terbersit dibenakku
“Andwe!” pekikku disaat kecelakaan itu tampak terlihat nyata. Aku mengeluarkan keringat dingin dan kurasakan dadaku sesak.
Beberapa menit kemudian Kibum Oppa memberiku bakpau dan menguruhku untuk minum obat, aku hanya terkekeh melihat roti isi berwarna putih itu. Makanan itu telah mengingatkanku pada sahabat kecilku, disaat marah dia akan memanggilku bakpau!
“Mochi Bogoshipo!!” ucapku dalam hati
END POV
“Hoooaaaaaammmm….” Beom menggeliatkan tubuh-nya, membuka matanya sedikit demi sedikit. Tanganya mulai mencari sesuatu yang selalu jadi benda pertama yang dia pedang setelah bangun tidur
04.45 waktu yang tertera dilayar ponselnya
“Tumben sudah terang!” gumamnya saat melihat kearah jendela. Beom mulai duduk dan bersandar di sofa
“Loh, ko tidur disini??” gumamnya lagi saat tersadar dia berada di sofa ruang tengah. Kemudian dia beranjak kedapur dan meminum air putih yang slalu jadi rutinitas-nya setiap pagi.
Di teras belakang Beom melihat appa-nya dan Kibum sedang bermain catur, dia menghampirinya dengan wajah yang masih linglung
“Morning..” sapa Beom pada 2 namja yang sedang sibuk berpikir tentang langkah bidak-bidaknya. Mereka hanya menautkan kedua alisnya mendengar sapaan Beom lalu kembali fokus kepapan catur tanpa membalas sapaannya. Beom sekilas memeluk appanya dari belakang sambil berbisik “Bogoshipo..” kemudian menarik kursi dan duduk diantara mereka
“Oppa.. tumben pagi-pagi sudah ada disini! Apa kau tidak kerja??” Beom bertanya dan mendongak kearah namja chingu-nya itu
“Apa kau tahu ini jam berapa??” Kibum malah balik bertanya
“Hampir jam 5!”
“Teruss..?” Kibum mengangkat satu alisnya
“Eh..?” Beom mengeritkan dahinya, mencoba mencerna maksud dari tatapan aneh Kibum terhadapnya
“Hey SADAR!” tambah Kibum sambil menepuk pipi yoeja yang dicintainya itu. Sementara Teuki hanya terkekeh melihatnya.
Beom sejenak berpikir, mengumpulkan semua kesadarannya untuk mengingat kejadiaan sebelum dirinya tertidur
“Pulang dari bandara.. nonton TV.. terusss…?” pikir Beom dan melihat sekitar yang tampak cerah, kemudian merogoh ponsel disaku celananya
05.00 PM, waktu yang ditunjukan. Beom seketika membulatkan matanya dan terkekeh geli dengan tingkahnya sendiri
“Sudah sadar??” tanya Kibum dengan senyuman yang meledek setelah melihat reaksi Beom yang sudah mulai normal
“Itulah alasannya, kenapa anak gadis tidak boleh tidur siang!” sambung Teuki sambil mendelik kearah Beom
“KARENA BISA MENYEBABKAN AMNESIA!” Teuki dan Kibum serempak menjawab lalu diikuti dengan suara ketawa keduanya yang menggema kemana-mana
HAHAHAHA…..
Beom mengendus kesal, wajahnya ditekuk dan pipinya dikembungkan mendengar ejekan kompak dari kedua namja yang dicintainya itu. Kemudian dia berlalu menuju gazebo yang berada ditaman belakang setelah sebelumnya mengambil perlengkapan melukisnya
Sore hari yang sangat cerah, matahari masih enggan pulang keperaduannya. Mega keemasan menghiasi cakrawala dengan indahnya. Layang-layang yang entah dari mana asalnya seolah menari-nari tertiup angin. Beom menikmati pemandangan itu, matanya sejenak dipejamkan dan membiarkan kuas yang dipegangnya menuangkan imajinasinya dalam sebuah kanvas.
Setelah selesai bermain catur Kibum menghampiri Beom, dilihatnya yoeja itu sedang berkutat dengan alat-alat lukisnya. Kibum memeluknya dari belakang, diperhatikannya sapuan demi sapuan hasil kuas yang lama kelamaan menggambarkan sesosok namja yang sudah tak asing lagi. Dahinya dikeritkan menandakan keheranan.
“Wae..? bukan aku yang jadi objeknya? Ah.. aku cemburu!” ucapnya sedikit berbisik. Pelukannya dipererat tapi tidak ada reaksi apapun dari yoeja yang dipeluknya itu, dia hanya diam membisu dan berkonsentrasi penuh pada hasil akhir lukisnya.
MUACH!!
Ciuman lembut dari namja itu mendarat mulus dipipinya yang putih, dia mendongak kaget dan mendapati senyuman manis dari namja yang memeluknya itu
“String juga ternyata?!” ujar Kibum
“Heh..?” Beom mengeritkan dahi karna ketidaktahuan maksud yang ditanyakannya. Kibum lalu mengerlingkan matanya pada hasil yang tergambar dikanvas. Beom mengerti isyarat mata itu lalu diapun mengarahkan pandanganya pada hasil lukisan-nya, dan seketika dia terbelalak tak percaya.
Beom POV
Sore ini aku melihat pemandangan langit yang sangat indah, awan yang keemasan serta layang-layang dan burung-burung yang seolah menari dilangit membuatku ingin mengabadikannya. Pertama aku menyiapkan perlengkapan lukisku, mengambil kuas dan cat serta kanvasnya. Aku sejenak memejamkan mataku dan kurasakan hawa hangat memeluk tubuhku, seketika terbersit bayangan seseorang dalam benakku. Imajinasi dan kuasku bekerja sama melukiskan sosok itu, tanganku seolah bergerak sendiri mengikuti kemana arah sapuan kuas. Kuasnya meliak-liuk lincah hingga sapuan kuas itu sudah tampak terlihat nyata menggambarkan sosok yang dimaksud.
Aku merasakan sesuatu yang lembut menyentuh pipiku, seseorang telah menciumku lalu aku mendongak dan terkaget ketika melihat Kibum Oppa yang melakukannya. Kedua tangannya melilit erat diperutku, entah sejak kapan dia seperti itu, aku benar-benar tidak menyadarinya.
“String juga ternyata??” ucapnya sambil melirik kearah kanvas. Awalnya aku tidak mengerti maksud yang ditanyakannya, kemudian aku mengarahkan pandanganku pada hasil lukisanku. Seketika mataku terbelalak, aku melihat gambaran sesosok namja yang tadi siang aku lihat, dia berdiri tegak dengan posisinya yang sedikit menyamping seolah sedang memandang layang-layang dan matahari yang sudah hampir tenggelam
“Heh.. bagaimana bisa aku melukisnya??” pekikku
Continue
Langganan:
Postingan (Atom)